TEMPO.CO, Jakarta - Perhelatan pemilihan umum (pemilu) diprediksi berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, Teguh Dartanto, mengungkapkan, berdasarkan penelitian, pemilu mendongkrak pertumbuhan ekonomi 0,3-0,7 persen. (baca:DBS: Pertumbuhan Andalkan Konsumsi)
Menurut dia, kontribusi itu diperoleh dari banyaknya uang yang berputar menjelang pencoblosan. Dia mencontohkan maraknya pencetakan surat suara, alat peraga, dan selebaran serta penyablonan kaos. Selama pemilu, kata Teguh, jumlah uang yang berputar diperkirakan mencapai Rp 115 triliun.
Perhitungan itu didapat dengan mengalikan jumlah calon anggota legistlatif dari semua partai dengan rata-rata dana investasi politik, yakni Rp 787-1,18 miliar per calon anggota DPR dan Rp 320-481 juta per calon anggota DPRD. "Pemilihan umum mendorong konsumsi meningkat pada kuartal II (April 2014) dan biasanya akan menurun saat pemilu itu selesai," kata Teguh, Rabu, 26 Maret 2014.
Adapun sektor-sektor industri yang mengalami pertumbuhan antara lain kertas dan percetakan, tekstil, pakaian jadi, hotel dan restoran, transportasi, serta telekomunikasi.
Tak hanya itu, aktivitas selama pemilu, kata dia, juga mendorong terciptanya kesempatan kerja bagi jutaan orang. Sebesar 217 ribu kesempatan kerja tercipta di sektor industri tekstil dan pakaian jadi, 170 ribu di sektor transportasi dan telekomunikasi, 113 ribu di sektor industri kertas dan percetakan, serta 894 ribu di sektor lainnya.
Namun, di sisi lain, pemilu juga biasanya membuat investasi cenderung berkurang. Hal ini menandakan investor memilih menunggu hasil pemilu. Selain itu, IHSG cenderung menurun satu bulan sebelum pemilu hingga pemilu selesai. "Kemudian meningkat pada bulan sesudahnya," kata Teguh.
ANANDA PUTRI
Terpopuler :
Bisnis Travel Online Menjanjikan
Garap Pasar Al-Quran, Indah Kiat Gandeng PBNU
Modal Wirausaha Kaum Muda Dikucurkan Usai Pemilu