TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Federasi Pilot Indonesia Ali Nahdi menyebut ada dua kemungkinan pesawat Malaysian Airlines MH370 melenceng ke Samudra Hindia. Yang pertama, kehabisan bahan bakar sehingga jatuh di atas air, kemudian terhantam ombak. Kemungkinan kedua adalah memang terjadi ledakan di udara, lalu puingnya tersebar di Samudra Hindia. (baca:Teori Goodfellow Soal Sebab Jatuhnya MH370)
Menurut analisis Ali, pesawat dengan tujuan Beijing itu kehabisan bahan bakar karena dipaksakan mencapai tujuan tertentu tanpa memperhitungkan bahan bakar yang tersedia. "Bisa jadi karena ada tekanan dari dalam, misalnya pembajakan yang selama ini diperkirakan banyak pihak," kata Ali saat dihubungi, Selasa, 25 Maret 2014.(baca: Pencarian Kotak Hitam MH370 Malaysia Airlines 12 Hari Lagi )
Selain itu, ujar Ali, terjadinya ledakan di udara juga mungkin saja terjadi. Namun, dia enggan menebak-nebak apa penyebabnya. "Kalau itu kita tunggu saja voice recorder dan kotak hitamnya," kata dia. (baca:Wakil Dubes RI: Soal MH370, Semua Masih Spekulasi)
Senin malam, sekitar pukul 20.00 waktu Malaysia, Perdana Menteri Najib Razak mengumumkan bahwa berdasarkan analisis data dari satelit penerbangan, pesawat MH370 dari Kuala Lumpur yang seharusnya menuju Beijing justru berakhir di sebelah selatan Samudra Hindia. Tidak ada satu pun penumpang maupun kru pesawat yang selamat. (baca: Dicaci Kerabat Korban MH370, Ini Jawaban PM Malaysia )
Pesawat Boeing 777 tersebut hilang sejak 8 Maret 2014. Selama 17 hari pencarian, ada tim dari 27 negara yang terlibat. Titik terang keberadaan MH370 baru diketahui pada pekan lalu, saat sejumlah benda yang diduga bagian dari pesawat itu ditemukan mengapung di perairan Samudra Hindia, sekitar 2.500 kilometer sebelah barat Perth.
TRI ARTINING PUTRI
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terkait
Teori Goodfellow Soal Sebab Jatuhnya MH370
Pencarian Kotak Hitam MH370 Malaysia Airlines 12 Hari Lagi
MH370 Tak Terdeteksi Melewati Indonesia?