TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau biasa disapa Ahok, menganggap biasa serangan dari organisasi sayap Partai Keadilan Sejahtera, salah satunya Gema Keadilan. Ahok menilai itu adalah serangan halus untuk dirinya. "Aku sudah biasa, mau itu pesanan atau apa," kata Ahok, di Balai Kota, Rabu, 26 Maret 2014. "Dia lupa, Ahok itu enggak hanya lahir hari ini."
Ahok menceritakan, selama kurang lebih sepuluh tahun ia mengalami tekanan dari berbagai pihak mengenai penolakannya di pemerintahan. Salah satunya, saat dia menjabat sebagai Bupati Belitung Timur pada 2003. Ia diserang Partai Bulan Bintang. "Ahok ini sudah 10 tahun ditekan seperti itu, jadi ini terlalu kecil," ujarnya. "Terlalu halus mainnya."
Sebelumnya, organisasi sayap Partai Keadilan Sejahtera yang terdiri atas Gerakan Pemuda Keadilan (Gema Keadilan), Garda Keadilan, dan Benteng Muda PKS menyatakan tak ingin Jakarta dipimpin figur seperti Ahok. (Baca: Jika Jadi Gubernur, Ahok Tak Takut Dimakzulkan DPRD)
Alasannya, mereka keberatan dengan kinerja dan gaya komunikasi Ahok selama 1,5 tahun menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Bahkan, mereka juga mengklaim sudah melakukan survei. Dalam survei versi mereka ini, diklaim sebanyak 93 persen responden menyatakan tidak siap dipimpin Ahok. (Baca: Sayap PKS Tolak Ahok Jadi Gubernur dan Ahok Akui Diwarisi Jokowi Jurus Menahan Diri)
REZA ADITYA
Berita Lainnya:
Ahok Akui Diwarisi Jokowi Jurus Menahan Diri
Kemendagri: Jokowi Tak Perlu Mundur dari Gubernur
Nyapres, UU Tak Haruskan Gubernur Jokowi Mundur