TEMPO.CO, Surabaya - Belasan telur Komodo di Kebun Binatang Surabaya (KBS) berhasil menetas secara normal pekan ini. Sebanyak 17 telur menetas secara baik dan satu telur rusak. "Satu telur sebentar lagi juga menetas," kata Direktur Operasional Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS, Liang Kaspe, Rabu, 26 Maret 2014.
Dia menjelaskan, proses penetasan telur itu membutuhkan waktu 230 hari. Saat penetasan telurnya tidak langsung retak secara sempurna, melainkan retaknya secara berkala hingga akhirnya bayi komodo keluar. "Awalnya setengah sentimeter, terus nambah-nambah sampai retak semua," ujarnya.
Bila dilihat dari proses dan kondisi penetasan yang normal, kata Liang, bayi komodo tersebut akan dapat tumbuh hingga besar dengan baik. "Sekitar 80 hingga 90 persen pertumbuhannya gak ada masalah nanti," ujar dia. (Baca: Direksi Kebun Binatang Surabaya Pecah)
Saat ini seluruh bayi komodo itu masih ditempatkan di ruang karantina. Dirawat dengan suhu 31 derajat selcius, bayi komodo tersebut diharapkan mendapatkan kondisi yang hangat. Kini kebun binatang tertua di Indonesia itu memiliki 74 koleksi komodo.
Selain komodo, ada delapan bayi satwa yang berhasil dilahirkan induknya, di antaranya dua ekor jalak Bali, seekor kera bavian mantel, dua ekor rusa tutul, seekor kera Jepang, seekor kambing gunung, dan seekor rusa sambar.
Meski Pro Fauna Indonesia sempat memberikan saran untuk menghentikan kelahiran satwa di KBS, Liang tetap bersikeras akan meningkatkan angka kelahiran satwa. "Selama ini kami dinilai paling berhasil mengembangbiakkan satwa, kok," ujar wanita 59 tahun itu. (Baca: Banyak Satwa Mati, KBS Dituding Salah Kelola)
DEWI SUCI RAHAYU
Terpopuler
Mengapa Letnan Satu D Keroyok Dokter TNI AU?
2 Kemungkinan Penyebab Jatuhnya MH370
Di Rumah Gus Dur, Jokowi Sempat Bantu Angkat Kursi