TEMPO.CO, South Carolina - Ledakan reaktor di Kota Chernobyl pada masa pemerintahan Uni Soviet sekitar 28 tahun lalu merupakan salah satu bencana nuklir terparah. Bertahun-tahun kota yang kini masuk wilayah Ukraina itu dinyatakan tertutup untuk manusia karena tingkat radiasinya tinggi.
Belakangan, peneliti menemukan pohon-pohon mati pada area yang terkontaminasi di Chernobyl ternyata lebih lambat membusuk. Tim Mousseau, profesor biologi dari Universitas South Carolina, telah melihat dan berjalan di antara pepohonan yang mati akibat ledakan nuklir itu.
"Bertahun-tahun batang-batang pohon mati itu masih dalam kondisi yang cukup baik," kata Mousseau, seperti ditulis LiveScience, 24 Maret 2014. "Jika ada pohon roboh di halaman belakang rumahku dalam waktu sepuluh tahun saja sudah jadi serpihan."
Mosseau dan rekannya dari Universitas Paris-Sud, Prancis, Anders Moller, melakukan investigasi tentang kondisi biologi pada wilayah yang terkontaminasi zat radioaktif, seperti di Chernobyl dan Fukushima, Jepang.
Mereka mengunjungi Hutan Merah di Chernobyl yang populer karena warna pohon-pohonnya menjadi merah kecokelatan sebelum mati. Dua peneliti itu menyadari kondisi batang pohon mati di sana tidak banyak berubah, bahkan setelah beberapa dekade.
"Selain beberapa semut, tak ada yang menyentuh atau merusak pepohonan itu saat kami pertama kali menemukannya," kata Mosseau, yang juga menjabat Wakil Direktur Chernobyl and Fukushima Research Initiatives di Universitas Carolina.
Mereka meneliti wilayah itu dengan menyebar sampah dedaunan yang tidak terkontaminasi radiasi dan bebas dari serangga. Sembilan bulan kemudian, mereka kembali mengambil sampel tersebut dan hasilnya mengejutkan mereka.
Sampel daun yang berada di wilayah dengan kadar kontaminasi tinggi tingkat pembusukannya 40 persen lebih lambat ketimbang sampel di wilayah yang tidak terkontaminasi. Dalam laporan yang dimuat jurnal Oecologia disebutkan tingkat pembusukan dipengaruhi oleh kadar bahan radioaktif pada wilayah yang terkontaminasi.
Efek radiasi bisa mematikan bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Namun radiasi diduga bisa menyebabkan komplikasi pada pasien kanker karena populasi bakteri baik dalam pencernaan berkurang. Lambatnya pembusukan limbah pohon, menurut Mousseau, disebabkan oleh berkurangnya aktivitas mikroba pembusuk.
"Sampah-sampah ini kering, ringan, dan mudah terbakar," katanya. Timbunan sampah organik yang tak membusuk selama 28 tahun menjadi bahan bakar ideal saat terjadi kebakaran hutan. "Ada kekhawatiran terjadi kebakaran hebat pada masa mendatang," kata Mousseau.
LIVESCIENCE | CBSNEWS | GABRIEL TITIYOGA