TEMPO.CO, Kairo – Pernyataan Abdel Fattah el-Sisi sebagai calon Presiden Mesir dalam pemilihan umum April mendatang menuai sejumlah komentar. Meskipun popularitasnya semakin naik, ia juga mendapat sejumlah protes, terutama dari pendukung presiden terguling Muhamad Mursi.
“Ia tidak akan mencapai stabilitas di Mesir. Memang benar ia memiliki banyak pendukung yang mencintainya atau bahkan memujanya. Namun, di sisi lain, banyak yang membencinya karena ia bertanggung jawab atas darah yang ditumpahkan,” kata Magdy Karkar, seorang pemimpin Ikhwanul Muslimin pro-Mursi, seperti dikutip Al Jazeera, hari ini.
Keputusan Sisi datang di tengah laporan tentang tewasnya seorang pendemo dalam protes terhadap vonis pengadilan pada Senin kemarin. Demonstran memprotes putusan hukuman mati terhadap 500 Ikhwanul Muslimin.
Dalam protes yang juga mengundang kecaman dari kelompok hak asasi manusia internasional dan negara-negara Barat ini, sedikitnya 30 orang terluka.
Lain lagi dengan Sabry Ahmed, seorang warga Mesir yang menonton siaran pengumuman pengunduran Sisi dari jabatan militernya di sebuah warung kopi di Kairo. Ia menilai Sisi merupakan sosok yang dibutuhkan Mesir.
“Dia seorang (ahli) politik, militer, dan ekonomi. Dia mengerti akan negara ini,” tutur pria berusia hampir 60 tahun itu.
Dukungan atas pencalonan Sisi sebagai presiden juga terasa di kota kelahirannya di Kairo. Perayaan pecah tak lama setelah ia selesai berpidato. “Ini merupakan keputusan terbaik yang ia ambil di dalam hidupnya,” ujar Muhamad Harun, seorang kerabat jauh Sisi.
ANINGTIAS JATMIKA | AL JAZEERA
Terpopuler
Cina 'Musuh Dalam Selimut' Saat Pencarian MH370
Terdeteksi 122 Obyek, Puing MH370?
Radar TNI yang Mungkin Memantau Malaysia Airlines
Komentari MH370 di Facebook, Pilot AirAsia Diskors