TEMPO.CO, Jakarta - Popularitas Jokowi dinilai belum cukup untuk menjadikannya presiden. Dewi Yull menilai situasi politik bisa dengan cepat berubah sehingga popularitas belum bisa dijadikan jaminan Jokowi menang.
"Popularitas saja belum cukup, butuh komitmen untuk mempertahankannya dengan melakukan pembuktian kepada masyarakat," kata Dewi kepada Tempo, Selasa, 25 Maret 2014.
Meski begitu, pelantun Jangan Ada Dusta di antara Kita ini tidak menafikkan kapasitas para tokoh yang muncul dalam pencalonan presiden. "Ada Jokowi, Anies Baswedan, Mahfud Md., Dahlan, dan masih ada yang lain yang masing-masing punya potensi baik," Dewi menambahkan.
Dewi mengatakan, meski para tokoh tersebut merupakan orang-orang hebat, mereka belum tentu mampu memimpin Indonesia dengan baik. Menurut Dewi, Anies Baswedan, misalnya, yang populer di kalangan akademisi, belum tentu bisa memimpin Indonesia dengan baik. "Memimpin negara tidak seperti memimpin universitas," kata Dewi.
Begitu pun dengan Mahfud. Meski dia dikenal dengan penguasaan ilmu hukum yang baik, jangan lupa, Mahfud belum tentu bisa menghadapi kemajemukan. (Baca: Jokowi Masuk 50 Pemimpin Terhebat Versi Fortune)
Dewi meyakini capres yang disodorkan dari berbagai partai adalah kandidat terbaik dari partai tersebut. "Siapa pun kelak yang akan terpilih, saya berharap dia bisa merekrut orang-orang yang berpotensi untuk membantunya dalam masa jabatan," kata Dewi.
RINA ATMASARI
Berita Terpopuler
Prabowo Datang, Pembesuk RS Koja Minggir Dulu
Jokowi: Kemenangan Telak Muluskan Jalan Presiden
Jokowi: Suara PDIP Belum Aman di Lampung
Jokowi: PDIP Masih Terbuka untuk Semua Partai