Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Kawasan Bencana Merapi Tak Dapat Fasilitas  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan keterangan pers setelah menerima naskah UU Keistimewaan DIY di kompleks kantor Gubernur, Kepatihan, Yogyakarta, (4/9/2012). TEMPO/Suryo Wibowo
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan keterangan pers setelah menerima naskah UU Keistimewaan DIY di kompleks kantor Gubernur, Kepatihan, Yogyakarta, (4/9/2012). TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Erupsi Gunung Merapi Rabu lalu membuat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X kembali mengingatkan penduduk yang ngotot menetap di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman. “Warga yang tetap tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi tidak akan mendapatkan fasilitas dari pemerintah,” katanya, Jumat, 28 Maret 2014. Fasilitas itu berupa infrastruktur listrik dan air.

Menurut Sultan, ketiadaan fasilitas itu risiko sikap penduduk karena kawasan tersebut harus kosong dari hunian berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Hingga saat ini masih ada 656 kepala keluarga yang menolak relokasi. Mereka tinggal di tiga dusun di Desa Glagaharjo, yaitu Dusun Srunen, Kalitengah Lor, dan Kalitengah Kidul. “Kalau saya enggak berani (memberikan fasilitas), nanti melanggar undang-undang. Kalau ada keputusan presiden, ya, wani. Tapi Presiden sampai sekarang enggak berani, kok,” ujarnya.

Sultan pun tak bisa memaksa warga turun dan bersedia direlokasi. Dengan demikian, kata dia, warga tiga dusun itu harus siap turun tiap saat jika status Merapi meningkat. Sultan pernah mengusulkan solusi kepada presiden, yakni membangun konsep hidup harmonis (living harmony) antara warga di kawasan rawan bencana III dan lingkungan Merapi. Namun hingga kini belum ada keputusan. “Saya enggak mau mengeluarkan keputusan. Harus pusat,” kata Raja Keraton Yogyakarta ini.

Menurut Sultan, cara lain adalah merevisi peraturan itu. Misalnya, ada putusan dari presiden untuk mengganti Glagaharjo yang semula KRB III menjadi bukan KRB III. “Pemerintah berani tidak? Ya, ora wani. Kan bahaya (daerah itu). Kalau ada apa-apa yang disalahkan Presiden,” kata Sultan. Adapun Sultan sebagai gubernur juga tidak berani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) DIY Herry Zudianto juga tak berani mengambil konsekuensi. “PMI hanya bergerak saat kondisi darurat,” kata bekas Wali Kota Yogyakarta ini. Seperti yang terjadi saat Merapi mengeluarkan letusan kecil pada Kamis siang lalu. “Sukarelawan PMI di Pakem langsung bergerak evakuasi.”

Erupsi Gunung Merapi “kecil-kecilan” ini menyebabkan hujan abu vulkanis beberapa dusun di Kabupaten Sleman yang merupakan kawasan rawan bencana III juga tersapu hujan pasir, yakni Dusun Srunen, Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul di Glagaharjo, dan beberapa dusun di Kepuharjo dan Umbulharjo, Cangkringan. "Awalnya ada asap putih, lalu menjadi hitam, terus hujan pasir," kata Heri Suprapto, Kepala Desa Kepuharjo.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

2 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

17 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

18 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

27 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

35 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

39 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

43 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

43 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

43 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

45 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.