TEMPO.CO, New Delhi - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Indonesia sebagai salah satu dari sebelas negara kawasan Asia Tenggara yang bebas penyakit polio. Sertifikat bebas polio itu diserahkan di kantor WHO Asia Tenggara di New Delhi, India, Kamis, 27 Maret 2014.
"Ini adalah masalah yang sejak lama dihadapi kawasan, tetapi sekarang kita bebas polio,” Direktur WHO Asia Tenggara Dr Poonam Khetrapal Singh.
Dia menambahkan, setelah ini, bukan berarti upaya imunisasi terhadap semua anak-anak dan pengawasan diturunkan, tapi malah harus terus ditingkatkan, sehingga dunia benar-benar bebas polio.
WHO menyatakan polio telah hilang dari 80 persen wilayah dunia. Saat ini hanya tiga negara, yakni Afghanistan, Nigeria, dan Pakistan yang masih menjadi endemik polio, turun dari 125 negara pada 1988.
Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, menyatakan Indonesia juga akan terus meningkatkan cakupan imunisasi polio, termasuk proses perubahan vaksin ke arah B-OPV dan IPV (vaksin yang diberikan lewat suntikan).
Baca Juga:
Dia mengatakan pihaknya akan terus menjamin terlaksananya pengawasan terhadap AFP (acute flaccid paralysis/lumpuh yang disebabkan virus polio) di seluruh Indonesia.
Meski pengumuman ini sangat besar pengaruhnya di dunia, WHO mengakui masih terdapat tantangan besar yang harus diatasi jika dunia ingin mencapai sasaran bebas polio pada 2018.
Polio muncul kembali di negara konflik, seperti Suriah, yang sebelumnya berhasil mengatasinya.
Penyakit ini terutama menimpa anak di bawah usia 5 tahun. Virus menyebar dari makanan dan air beracun lalu memasuki sistem syaraf, sehingga menyebabkan kelumpuhan pada setiap 200 infeksi.
Asia Tenggara adalah kawasan keempat yang WHO nyatakan sebagai bebas polio setelah Amerika, Pasifik Barat, dan Eropa.
Laut Tengah bagian timur dan Afrika masih belum mendapatkan status yang sama.
BBC | NATALIA SANTI
Terpopuler
Inikah Rute MH370 Sebelum Menghilang?
Ahok: PNS DKI Banyak Nganggur
Negara Bisa Paksa Lapindo Bayar Rp 1,5 Triliun