TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan tidak bisa menjelaskan alasan dan penyebab Rhoma Irama sebagai calon presiden yang paling tak disukai masyarakat. Soalnya, menurut Yunarto, survei yang dilakukan lembaganya hanya menanyakan siapa capres yang disukai dan tak disukai. "Survei yang kami lakukan tidak ada pertanyaan kenapa masyarakat suka atau tak menyukai calon presiden tertentu," kata Yunarto saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 Maret 2014. (Baca: Rhoma Irama Tak Percaya Hasil Survei).
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syamsuddin Haris punya sejumlah alasan, bahkan penyebab yang dinilai bakal menjegal Rhoma Irama maju pada bursa calon presiden. Faktor yang menggerus Rhoma, yakni adanya fakta bahwa dia berpoligami. Menurut Syamsuddin, meskipun poligami adalah masalah pribadi, masyarakat sangat memperhatikan hal-hal seperti itu. Masyarakat, terutama kaum ibu dan perempuan, sangat membenci sosok Rhoma karena berpoligami. (Baca:Survei: Capres Rhoma Irama Paling Tak Disukai ).
Alasan lain, Rhoma dipandang tak punya kualitas yang cukup untuk bertanding dengan calon presiden lainnya. Pernyataan-pernyataannya yang kontroversial sering menjadi bumerang bagi Rhoma sendiri. "Contohnya, saat dia bilang bubarkan saja Mahkamah Konstitusi," ujar dia.
Masyarakat, menurut Syamsuddin, lebih mengenal Rhoma Irama sebagai penyanyi atau raja musik dangdut. Dengan kata lain, Rhoma memang populer, tetapi tak punya elektabilitas. "Survei kami di LIPI juga mengatakan begitu," kata dia saat dihubungi Tempo.
Partai Kebangkitan Bangsa, sebagai partai yang mengusung Rhoma sebagai calon presiden, diyakini Syamsuddin tak akan merugi. Soalnya, menurut dia, PKB sengaja menggunakan Rhoma untuk mendulang suara agar partai makin terkenal. "Jadi, Rhoma lah yang dimanfaatkan PKB. Sekarang ini elektabiltas PKB naik dan salah satunya karena Rhoma," kata dia. (Baca: Rhoma Irama Tak Percaya Hasil Survei).
Dalam survei Charta Politika, selain Rhoma Irama, Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golkar, juga dianggap paling tak disukai masyarakat. Adapun di urutan ketiga ada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Adapun Imam Nachrawi, Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa, belum bisa dimintai komentarnya atas beberapa hasil survei tersebut. Dia tidak menjawab saat dihubungi dan tidak membalas pesan pendek hingga berita ini ditulis.
INDRA WIJAYA
Terpopuler
Jokowi: Terima Kasih Pak Prabowo
Kritik Habibie: Pemerintah Indonesia Bermental Dagang
Diagnosis Dokter Arief Tentukan Nasib Perwira TNI AU