TEMPO.CO, Jakarta -- Maraknya sentimen positif membuat volatilitas rupiah mereda dan mulai berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Di transaksi pasar uang hingga pukul 13.00 WIB, rupiah menguat 37,5 poin (0,33 persen) ke level 11.410 per dolar AS. Rupiah menguat seiring melemahnya indeks dolar terhadap mata uang rival.
Ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan rupiah hari ini kembali ditransaksikan menguat di kisaran 11.390 hingga 11.410 per dolar AS. "Diberlakukannya kurs transaksi Bank Indonesia atau Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) membuat volatilitas mereda."
Kurs Jisdor resmi digunakan per tanggal 28 Maret 2014 sebagai acuan nilai tukar rupiah terhadap dolar di pasar valuta asing Singapura. Sebelumnya pelaku pasar valas menggunakan kurs pasar non-deliverable forward (NDF) yang tidak diikuti dengan transaksi fisik.
Penggunaan Jisdor ini membuat nilai tukar rupiah menjadi lebih berbasis transaksi riil dan bukan kontrak jangka panjang. "Dengan Jisdor, sebagian besar transaksi valas akan menggunakan underlying asset untuk melakukan transaksi sehingga lebih terjamin," ucap Lana.
Dari AS, ekonomi kuartal keempat 2013 tumbuh 2,6 persen year-on-year, atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang sebesar 2,4 persen year-on-year. Namun, pertumbuhan itu masih di bawah konsensus analis yang sebesar 2,7 persen sehingga dolar ikut tertekan.
Mata uang regional Asia cenderung menguat terhadap dolar hingga 13.00 WIB. Won menguat 0,21 persen, rupee menguat 0,39 persen, ringgit menguat 0,51 persen, dan dolar Singapura menguat 0,16 persen.
PDAT | M. AZHAR