TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya dolar terhadap mata uang utama dunia dan meredanya kebutuhan dolar di pasar domestik menjadi katalis pendorong rupiah.
Di transaksi pasar uang hari ini, Jumat, 28 Maret 2014, rupiah ditutup menguat 86 poin (0,75 persen) ke level 11.361 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah bergerak menguat seiring apresiasi yang juga dialami mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.
Pengamat pasar uang, Lindawati Susanto, mengatakan dolar mengalami tekanan dari major currencies karena data ekonomi yang dirilis di AS kembali menunjukkan perbaikan. Angka klaim pengangguran yang menurun telah meningkatkan gairah pelaku pasar untuk kembali memburu aset berisiko di pasar berkembang.
Kabar dari Cina bahwa pemerintah negara tersebut akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi direspons positif oleh investor global. Imbasnya, likuditas dolar kembali masuk ke pasar berkembang dan pasar keuangan, serta mata uang Asia cenderung positif pada perdagangan hari ini.
Dari dalam negeri, tekanan rupiah mereda setelah permintaan dolar mulai berkurang menjelang libur panjang. Di sisi lain, ekspektasi positif terhadap pemilu turut membangkitkan gairah beli pelaku pasar. "Harapan publik yang kuat terhadap hasil pemilu biasanya diikuti dengan menguatnya nilai tukar," kata Lindawati.
Mata uang regional Asia cenderung menguat hingga pukul 17.30 WIB. Won menguat 0,21 persen ke 1.069,15 per dolar AS, dolar Singapura terapresiasi 0,23 persen ke 1,2614 per dolar AS, ringgit menguat 0,59 persen ke 3,2725 per dolar AS, dan rupee terapresiasi 0,63 persen ke 59,935 per dolar AS.
PDAT | M. AZHAR