TEMPO.CO , Jakarta: Kalangan pengusaha logistik menilai rampungnya jalur rel ganda Jakarta-Surabaya belum banyak berpengaruh terhadap waktu tempuh dan biaya pengangkutan barang. "Karena saat ini fasilitas bongkar-muat masih sangat minim," kata Presiden Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy I. Masita, Kamis, 27 Maret 2014. (Baca: Double Track Lintas Jawa Rampung Maret)
Zaldy mengungkapkan, di antara kota-kota yang dilalui jalur ganda tersebut, fasilitas bongkar-muat yang memadai baru ada di Jakarta dan Semarang. Bahkan di kota sebesar Surabaya pun belum ada fasilitas bongkar-muat di dekat stasiun yang memadai.
Dia menyarankan, agar bongkar-muat lancar, pemerintah sebaiknya menyediakan juga fasilitas kegiatan tersebut di Cikarang, Karawang, dan Yogyakarta, serta menambah kapasitas gudang di Surabaya. Jika anggaran pemerintah terbatas, swasta pun siap berinvestasi untuk membangun gudang sendiri. “Kalau dulu gudang patokannya dibangun di dekat jalan tol, sekarang bisa saja patokannya dekat stasiun."
Selama ini, kurangnya fasilitas bongkar-muat itu telah membuat biaya pengangkutan dengan kereta api lebih mahal dibanding dengan truk. Untuk mengangkut satu kontainer 20 feet dari Jakarta ke Surabaya, misalnya, dibutuhkan biaya sekitar Rp 4-5 juta sekali jalan. Sedangkan jika diangkut dengan kereta api, ongkosnya mencapai Rp 5,5 juta.
Rinciannya, kata Zaldy, ongkos angkut kereta dari Stasiun Tanjung Priok sampai Stasiun Gubeng, Surabaya, sebesar Rp 2,5 juta. “Lalu biaya angkut dari gudang Karawang ke Tanjung Priok dan dari Gubeng ke gudang Ngoro masing-masing Rp 1,5 juta. Totalnya, ya, jadi lebih mahal." (Baca: Rel Ganda Dilengkapi Terowongan 600 Meter)
Bukan hanya soal biaya, kurangnya fasilitas bongkar-muat ini juga membuat waktu perjalanan barang molor. Menurut Zaldy, sementara lama waktu tempuh satu peti kemas dari Jakarta ke Surabaya umumnya 2-3 hari dengan truk, dengan kereta lamanya bisa sampai 3-4 hari. "Di atas kereta, barang itu memang cuma sekitar 12 jam, tapi bongkar-muatnya di stasiun itu yang bisa berhari-hari," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono memastikan jalur ganda rel kereta api Surabaya-Jakarta rampung pada akhir Maret. Jalur ganda yang menelan anggaran Rp 9,8 triliun itu membuat perjalanan dari Surabaya ke Jakarta dan sebaliknya lebih singkat tiga jam. Rel sepanjang 727 kilometer tersebut juga diklaim akan memindahkan 20-30 persen beban logistik dari jalan darat ke rel. “Bisa menekan biaya logistik.”
Survei perusahaan konsultan bisnis, Forst & Sullivan, menunjukkan bahwa sektor angkutan barang menggunakan kereta api akan meningkat sebesar 8,5 persen. Volume angkutan barang dengan kereta api, yang pada 2013 mencapai 23,6 juta ton, akan meningkat menjadi 25,5 juta ton pada 2014. Secara keseluruhan, industri logistik di Indonesia akan tumbuh 14,7 persen pada 2014 dengan nilai ekonomi sebesar Rp 1.816 triliun.
PINGIT ARIA | NURUL MAHMUDAH
Terpopuler
Miripkah Kecelakaan MH370 dengan Adam Air?
SBY Resmikan Tiga Bandara di Kuala Namu
Kritik Habibie: Pemerintah Indonesia Bermental Dagang