TEMPO.CO, Jakarta - Tim pencari pesawat Malaysia Airlines MH370 mendatangkan alat pemindai bawah laut untuk mencari kotak hitam di Samudra Hindia setelah citra satelit menangkap 122 obyek yang diduga serpihan pesawat. (baca:Satelit Thailand Temukan 300 Serpihan Diduga MH370)
Seperti dilansir The Guardian, Kamis, 27 Maret 2014, sebuah kapal Angkatan Laut Australia menyisir dasar laut dengan menarik alat untuk pendengaran di bawah permukaan. Alat ini untuk menangkap sinyal ultrasonik dari salah satu atau kedua alat perekam pesawat. Di lain pihak, kapal selam yang mengeluarkan dengungan akan ditugaskan untuk memindai dasar laut mencari tanda-tanda reruntuhan pesawat.
Kemarin, pencarian pesawat melibatkan 11 pesawat dan lima kapal. Pencarian dilakukan di selatan Samudra Hindia untuk mencari pesawat, yang menurut pejabat Malaysia, kehabisan bahan bakar dan berakhir di selatan Perth, Australia.
Obyek yang tertangkap pencitraan satelit pada 23 Maret lalu disebut para pejabat senior Malaysia sebagai faktor yang bisa membawa tim pencari menemukan lokasi pesawat yang hilang. Menteri Transportasi Malaysia, Hishammudin Hussein, menyebut citra yang diduga puing pesawat ditangkap Airbus Defence and Space di Prancis mencakup area sekitar 400 kilometer persegi sejauh 2.557 kilometer dari Perth.
Operasi pencarian melibatkan pesawat serta kapal dari Amerika Serikat, Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia dan New Zealand. Para pejabat dari Otoritas Keselamatan Maritim Australia menyebut pencarian yang dilakukan kemarin dibagi dalam dua area dengan total luas 78 ribu kilometer persegi. (baca:Inikah Rute MH370 Sebelum Menghilang?)
Tim melakukan identifikasi dan mendapatkan kembali sejumlah obyek mengapung, dengan jarak satu hingga 23 meter. Semua temuan itu nantinya untuk mendukung teori bahwa MH370 kehabisan bahan bakar, beberapa jam setelah berbelok tajam dan menghilang dari pantauan pemandu lalu lintas udara atau air traffic controllers (ATC) di atas Laut Cina Selatan dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Beijing.
Pencarian kotak hitam dengan menggunakan alat pendeteksi yang bisa menangkap desingan akustik yang dipancarkan setiap detik dari flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (VCR). Masing-masing recorder memiliki alat suar, yang terpasang di luar kotak hitam atau black box, yang bisa diaktifkan melalui kontak melalui air, dengan memantulkan suara setiap detik.
Namun, pencarian saat ini seperti pertempuran melawan waktu. Alat suar itu memiliki baterai dengan usia hanya 30 hari. Setelah itu, desingan mulai hilang.
Chuck Schofield of Dukane Seacom, perusahaan yang menjual alat desingan untuk Malaysia Airlines, mengatakan kepada Associated Press bahwa baterai tersebut bisa bertahan lima hari lebih lama sebelum akhirnya mati.
Jika pesawat diasumsikan mengalami kecelakaan pada 8 Maret silam, seperti yang dikemukakan para pejabat Malaysia, artinya alat desingan di pesawat MH370 itu akan mulai melambat sekitar 7 April dan bisa mati pada 12 April 2014.
Peralatan pelacak milik Angkatan Laut Amerika Serikat--perangkat pendengar khusus yang dikenal dengan nama towed pinger locater serta Bluefin-21 untuk di bawah laut telah tiba di Perth.
THE GUARDIAN | MARIA YUNIAR
Berita Lain:
Kasus MH370 Lumpuhkan Pariwisata Malaysia
Latar Belakang Pilot MH370 Terus Dikorek
Bungsu Pilot MH370 Akhiri Kebisuan Keluarga
Rambut Pria Korut Harus seperti Kim Jong-un
MH370 Buka Luka Lama Korban Pembajakan MH653