TEMPO.CO, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah Riau terus meluas. Satelit Tera dan Aqua memantau 777 titik api tersebar di Riau. Sementara Satelit NOAA 18 memantau 173 titik api. Akibatnya sejumlah wilayah Riau kembali diselimuti kabut asap. "Asap juga menyebar hingga Sumatera Utara dan Sumatera Barat bagian timur," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kepada Tempo, Jumat, 28 Maret 2014. (Baca: Menteri Kehutanan: Masa Kritis Riau Sudah Lewat)
Adapun penyebaran titik api terdapat di Bengkalis 310 titik api, Rokan Hilir 103 titik api, Siak 99 titik api, Dumai 95 titik api, Indragiri Hilir 50 titik api, Pelalawan 44 titik api, Indragiri Hulu 41 titik api, dan Meranti 35 titik api. (Baca: Kebakaran Lahan Riau Meluas)
Sutopo mengatakan cuaca kering yang melanda Riau membuat titik api terus meningkat. Kabut asap sisa kebakaran lahan kembali mencemari udara di Riau, saat ini kualitas udara di beberapa wilayah dalam kondisi tidak sehat. "Kualitas kesehatan udara menurun," katanya. (Baca: Kabut Asap, Bandara Tapanuli Buka-Tutup)
Meski demikian, kata dia, operasi pemadaman titik api dan asap masih terus dilakukan, petugas pemadam dari tentara berjumlah 1.000 personel yang didatangkan dari Jakarta masih disebar di berbagai tempat. Hingga kini, satgas darat telah memadamkan 20.451 hektare lahan terbakar. Sementara Manggala Agni berhasil memadamkan 2.799 hektare.
Menurut Sutopo, Kepala BNPB Syamsul Maarif telah memerintahkan satgas darat terus memantaui titik api dan asap dengan melakukan patroli pada siang dan malam hari. Patroli malam dilakukan di Merbau, Perawang, dan Teluk Meranti. Beberapa pasukan kemudian dipindahkan ke lokasi lahan terbakar baru dengan menggunakan helikopter. "Sepatu TNI banyak yang melepuh dan rusak terkena panas titik api," katanya.
Sutopo mengaku, Teknik Modifikasi Cuaca hujan buatan terus dilakukan dengan pesawat Hercules C-130 TNI AU dan Cassa 212. Hingga kini sudah 86,9 ton garam (NaCl) disemaikan di langit Riau. Namun karena cuaca kering kata Sutopo, awan kumulus yang terbentuk tidak terlalu besar. "Beberapa kali hujan telah turun di Riau. Tapi perlu hujan lebat dan lama guna memadamkan titik api hingga tuntas," ujarnya.
Selain itu lanjut Sutopo, Satgas udara telah mengerahkan 8 unit helikopter untuk pemadaman dengan water bombing. Hingga kini sudah 3.030 kali penerbangan untuk water bombing, sebanyak 10,8 juta liter air ditumpahkan ke titik api. "Mei hingga September mendatang akan makin kering. Potensi bencana asap makin besar jika pembakaran masih dilakukan. Perlu kerja sama semua pihak untuk mengatasi semua itu," katanya.
RIYAN NOFITRA
Terpopuler
Kenapa Asuransi Warga Amerika di MH370 Lebih Besar
Aburizal Bakrie Berkukuh Lapindo Tidak Bersalah
Ahok: PNS DKI Banyak Nganggur