Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fakta Kasus Penganiayaan Dokter TNI AU Dikaburkan?  

image-gnews
Sejumlah pilot penerbang TNI AU berbaris saat mengikuti upacara penutupan Latgab TNI tahun 2013 di Markas Koarmatim Ujung, Surabaya (24/5).  TEMPO/Fully Syafi
Sejumlah pilot penerbang TNI AU berbaris saat mengikuti upacara penutupan Latgab TNI tahun 2013 di Markas Koarmatim Ujung, Surabaya (24/5). TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus pengeroyokan Kapten Arief, dokter Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, di Wing Pendidikan Terbang Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta oleh Letnan Satu Dika dan tujuh perwira lainnya kini masih dalam tahap penyelidikan. Menurut sumber Tempo, untuk menyelesaikan kasus ini, ada pihak yang diduga berupaya melakukan rekayasa untuk mengaburkan fakta yang benar. "Paling tidak ada dua rekayasa," kata sumber tersebut, Sabtu, 29 Maret 2014.

Rekayasa pertama, menurut sumber itu, perubahan tanggal surat perintah (SP) Kapten Arief untuk datang ke Jakarta guna mendampingi Letnan Satu Dika. Tanggal SP untuk dokter Arief, yakni 11-17 Maret 2014, diduga akan direkayasa menjadi 10-16 Maret 2014. Tanggal ini disesuaikan dengan SP Letnan Satu Dika agar kepergian dokter Arief terlihat terlambat. “Sehingga yang salah seolah-olah dokternya," kata sumber itu. Tanggal SP, kata dia, diubah oleh bagian personalia.

Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah Letnan Dika datang pada Senin, 10 Maret 2014, ke Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Dr Saryanto di Jalan M.T. Haryono Jakarta, bukan ke Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto seperti berita sebelumnya. (Baca: Dokter Tentara Dikeroyok 9 Perwira TNI AU di Yogya). Dika ke sana karena direkomendasikan untuk mendapat pemeriksaan lanjutan terhadap jantungnya yang diketahui bermasalah dalam diagnosis awal oleh dokter Arief.

Adapun dokter Arief datang keesokan harinya—11 Maret, sesuai dengan surat perintah--sehingga keduanya tak bertemu di Jakarta. Sehari kemudian, 12 Maret 2014, pada jam makan siang di kantin Wing Pendidikan Terbang, dokter Arief dikeroyok Dika dan kawan-kawannya. Arief yang babak belur kini masih dirawat RS AU Hardjolukito, Yogyakarta. (Baca: Dokter TNI AU Korban Pengeroyokan Masih di ICU)

Upaya rekayasa kedua, menurut sumber tersebut, empat dari delapan tentara pengeroyok itu tidak dikeluarkan dari Sekolah Instruktur Penerbang Angkatan 71, termasuk Lettu Dika dan tiga perwira lainnya yang berpangkat kapten. Mereka disebut dikembalikan ke skuadron asal masing-masing. Mereka dikeluarkan karena merupakan tentara yang paling gencar melakukan penganiayaan.

Namun sumber itu mengatakan keempatnya justru dikirimkan berdinas ke Aceh untuk menghindari sidang pengadilan militer. "Disuruh menghilang ke sana," kata sumber itu. Menurut dia, model penyelesaian kasus seperti ini sudah menjadi kebiasaan TNI AU karena penerbang dianggap sebagai “korps dewa”. "Ujung-ujungnya kasus ditutup," kata sumber itu. (Baca: Karier Perwira Pengeroyok Dokter Arief Tamat?)

Menanggapi tuduhan ini, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto membantah adanya rekayasa untuk menyelesaikan kasus. Menurut dia, kalaupun ada pengubahan surat perintah Kapten Arief, itu tidak akan mempengaruhi proses hukum di pengadilan. "Nanti di pengadilan akan kelihatan, tapi substansinya tetap pada pengeroyokannya," katanya ketika dihubungi Tempo, Ahad, 30 Maret 2014.

Hadi mengatakan pihak yang mengeluarkan SP tersebut adalah Lanud Adisutjipto. Namun Kapten Arief mempunyai induk di rumah sakit sehingga tetap akan termonitor bila ada kejanggalan-kejanggalan. "Saya kira nanti diproses BAP (berita acara pemeriksaan) akan ketahuan," katanya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

RIZKI PUSPITA SARI | LINDA TRIANITA

Berita Terkait

Mengapa Letnan Dika Memukuli Kapten Arief?
Karier Perwira Pengeroyok Dokter Arief Tamat?
Penganiayaan Kapten Arief, TNI AU Yogya Bungkam  
Polisi Militer Tangani Pengeroyok Dokter Tentara  
TNI AU Selidiki Penganiayaan Dokter Tentara Arief




Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

10 hari lalu

Front Mahasiswa Anti Kekerasan Papua menggelar Aksi didepan gedung Komnas HAM RI, di Jakrta, Jumat 3 Maret 2023. Aksi ini sebagai bentuk Solidaritas rakyat Papua Wamena terhadap Pelanggaran HAM yang di perbuat oleh TNI/POLRI dan menuntut usut penembakan di Wamena yang mengakibatkan 9 orang meninggal. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum


Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

26 hari lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.


Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

32 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.


KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

Pegiat HAM Desak Revisi Peradilan Militer
KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.


Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Gambar tangkapan video menunjukkan adegan serial Netflix berjudul
Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.


2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

Ilustrasi TNI. ANTARA
2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.


Pembangunan Mako TNI Angkatan Udara III di Biak Rampung pada 2019

15 Desember 2018

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Kamis, 13 Desember 2018. TEMPO/Andita Rahma
Pembangunan Mako TNI Angkatan Udara III di Biak Rampung pada 2019

TNI AU membangun sarana penunjang satuan Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) III di Biak, Papua.


Begini Ribetnya Menerbangkan Api Obor Asian Games 2018

17 Juli 2018

Susy Susanti menyerahkan api obor Asian Games 2018 kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, yang didampingi Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X dan Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir. Api Asian Games yang dibawa dari India ini tiba di Lanud Adisutjipto, Sleman, Yogyakarta, Selasa, 17 Juli 2018. ANTARA
Begini Ribetnya Menerbangkan Api Obor Asian Games 2018

Api untuk obor Asian Games 2018, yang sudah tiba di Yogyakarta, sempat tertahan di bandara New Delhi, India, karena terbentur aturan.


Tinju Dunia: Tampil di Laga Pacquiao, Abdi Didukung Penuh TNI AU

10 Juli 2018

Manny Pacquiao menginginkan laga melawan Lucas Matthysse. (boxingscene.com)
Tinju Dunia: Tampil di Laga Pacquiao, Abdi Didukung Penuh TNI AU

Pratu Abdi, petinju prajurit TNI AU yang akan tampil dalam laga tinju dunia Lucas Matthysse vs Manny Pacquiao, bertolak ke Kuala Lumpur Rabu, 11 Juli.


Tinju Dunia: Prajurit TNI AU Tampil di Laga Matthysse vs Pacquiao

8 Juli 2018

Manny Pacquiao dan Lucas Matthysse berpose di Manila, Filipina, 18 April dalam rangka promosi pertarungan mereka yang akan digelar di Kuala Lumpur, Malaysia pada 15 Juli 2018.
Tinju Dunia: Prajurit TNI AU Tampil di Laga Matthysse vs Pacquiao

Abdi Tiger petinju yang merupakan prajurit TNI AU akan tampil di partai tambahan laga tinju dunia Lucas Matthysse vs Manny Pacquiao di Kuala Lumpur.