TEMPO.CO, Malang - Calon Presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo berharap menang mutlak dalam pemilihan legislatif 9 April mendatang. Alasannya, dengan parlemen yang kuat akan memuluskannya maju sebagai calon Presiden tanpa tersandera partai lain dalam berkoalisi. "Harus menang total, menang tebal. Percuma menang tipis," katanya kepada pendukungnya di lapangan Mulyorejo, Sukun Kota Malang, Ahad 30 Maret 2014.
Jokowi tak ingin jika kemenangan PDIP dengan selisih suara yang tipis berat karena PDIP harus berkoalisi. Dampaknya koalisi harus bertransaksi dengan partai lain sehingga jika ada persoalan sedikit-sedikit negosiasi. Jika perlemen kuat, katanya, akan menjadikan pemerintahan yang kuat pula. "Meski kurus, saya kuat. Berat badan 54 kilogram, hanya turun setengah kilogram," ujarnya. (Baca: Jokowi-Ahok Tak Perlu Tanggapi Serangan Berbau SARA)
Untuk itu, ia mengajak warga Malang untuk memenangkan PDIP secara total. Jika tak sanggup, katanya, tak usah ikut. Menurutnya, jika PDIP menang tebal akan lebih mudah saat Pemilihan Presiden mendatang. Untuk memastikan suara di Malang, Jokowi akan memantau perolehan suara di Malang pertama kali lewat hitung cepat. Jika menang total, Jokowi berjanji bakal kembali ke Malang.
"Hati-hati tanggal 9 April sangat menentukan. Kita menunggu selama 10 tahun, capek," katanya. PDIP, kata Jokowi, tak ingin mengulangi kekalahan pada 2004 dan 2009. Menurutnya, kekalahan PDIP karena tak mengawal perhitungan suara. Untuk itu, perhitungan dan rekapitulasi suara harus dikawal sampai ke Komisi Pemilihan Umum setempat. (Baca:Pengamat Anggap Jokowi Bukan Capres Boneka)
"Jangan terlena survei. Jangan seolah-olah kita menang," kata Jokowi yang mengenakan pakaian berwarna merah berlambang PDIP. Jokowi menyampaikan pidato politiknya dengan santai. Ia seolah berbincang-bincang dengan ribuan kader dan pendukung PDIP. Mengakhiri pidato Jokowi menyampaikan selamat bagi umat Hindu yang melakukan catur brata penyepian.
Jokowi hadir di Malang ditemani sejumlah fungsionaris PDIP diantaranya Tjahjo Kumolo, Hasto Kristiyanto, Ahmad Basarah dan bekas Kapolri Dai Bachtiar. Setelah kampanye, mereka melanjutkan konsolidasi internal PDIP melibatkan sejumlah tim pemenangan, pimpinan legislator dan kepala daerah dari PDIP. (Baca:Jokowi Disebut Capres Wayang, PDIP: Dalangnya Rakyat)
EKO WIDIANTO