TEMPO.CO, Suriah - Berita mengenai peristiwa bom yang jatuh di perbatasan Turki dan Suriah yang terjadi di Kota Kassab, Suriah, pada empat hari lalu tak menyurutkan semangat tim kemanusiaan Indonesia Aid Dompet Dhuafa for Syria pada Kamis, 27 Maret 2014 menuju Rumah Sakit Syrian Medical Center dan pusat pengobatan untuk menyalurkan bantuan obat-obatan.
Bantuan tersebut di antaranya antibiotik, obat batuk, demam, penghilang nyeri, obat diare, anestesi gel, suntikan, dan sebagainya untuk para korban perang Suriah. “Ada sekitar 40-an pasien yang berobat di tempat ini. Mulai dari luka tembak, tusuk, hingga terkena bom. Selain itu, dokter Farhan dari Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa turut membantu di tempat ini," ujar Nugroho Indera Warman, Koordinator Relawan Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa.
Sebelumnya, tim kemanusiaan juga mengunjungi Emel Hospital, sebuah rumah sakit lapangan yang ditujukan bagi para korban perang Suriah. Terlihat di rumah sakit tersebut, ratusan pengungsi Suriah mengantre di apotek yang sudah disediakan,
Di tempat yang lain, tim kemanusiaan juga melakukan serah terima bantuan obat-obatan untuk diserahkan langsung ke Suriah. Namun, selama tiga hari menunggu kepastian untuk menyeberang ke Suriah, ada beberapa kendala yang dihadapi. Salah satunya semakin panasnya perbatasan dengan adanya saling serang antara Turki dan Suriah.
“Serah terima bantuan kami berikan kepada mitra NGO Internasional dari Turki bernama IHH, mengingat kondisi tidak memungkinkan,” kata Nugroho. (Baca: Pengungsi Suriah Ganggu Stabilitas Libanon)
Menurut dia, saat ini warga di sana sangat membutuhkan obat-obatan. Ditambah lagi, obat menjadi kebutuhan utama di Suriah. Informasi yang terdengar dari beberapa warga Suriah, para korban perang yang masih berada di Suriah mengalami berbagai tindak kekerasan, seperti dipukul dengan benda keras hingga pingsan karena sudah kehabisan anastesi atau obat bius.
“Bantuan obat-obatan termasuk anastesi sebanyak ratusan karton akan diseberangkan oleh pihak IHH ke tiga rumah sakit yang ada di Suriah di wilayah Bab Al-Hawa, Sarmada dan Azman dengan penerima manfaat sekitar 1.000 pasien yang ada di sana,” Nugroho menjelaskan.
Di hari yang sama, tim kemanusiaan juga mengunjungi Panti Asuhan Kahtiin. Panti asuhan ini menampung kurang lebih 30 anak yang berusia 5-10 tahun yang kedua orang tuanya menjadi korban perang Suriah. Meskipun keadaan genting tengah mengancam mereka, mereka terlihat semangat dalam menjalankan aktivitas mereka kembali.
“Ketika kami datang ada sekitar 14 anak yang sedang belajar hapalan Qur’an. Dan pada saat tim datang disajikan sebuah bacaan surat An-Naba dengan suara yang lembut dari mulut kecil anak-anak manis para syahid ini,” ujar Nugroho
Di sana, Tim Kemanusiaan berencana menjalankan Aksi Layanan Sehat (ALS) juga sekaligus memberikan bingkisan berupa makanan ringan, susu, buku cerita dan spidol berwarna. Pihak panti asuhan merasa bersyukur dan menerima dengan terbuka atas rencana tersebut.
“Kami bergegas ke pusat kota untuk membeli barang tersebut dari sisa dana yang ada. Esok hari kami berencana untuk membeli obat-obatan seperti obat batuk, demam, obat mata dan vitamin untuk aksi layanan sehat yang akan dilakukan oleh dokter Farhan,” kata Nugroho.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler:
Ulama Internasional Ajak Sebarkan Islam Moderat
Pencarian MH370 Bakal Bertahun-tahun Lamanya
Putri Pilot MH370: Dia Tidak Seperti Ayah Saya
MH370 Hilang, Malaysia Pasang Pemindai Penumpang