TEMPO.CO, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin berencana menyatukan kembali seluruh wilayah kekuasaan Tsar, Nicholas II, dan Uni Soviet pada masa kepemimpinan Stalin, yakni Belarus, Georgia, negara-negara Baltik, dan Finlandia. Sebelumnya Rusia berhasil memasukkan Crimea, bekas daerah otonomi khusus Ukraina yang kini bergabung dalam Federasi Rusia.
Mantan penasihat Putin pada tahun 2000-2005, Andrei Illarionov, mengungkapkan rencana Putin itu dalam wawancara dengan surat kabar Swedia, Svenska Dagbladet. Putin, ujar dia, berniat mengoreksi kesalahan besar masa lalu terhadap bekas wilayah Rusia.
"Putin hendak melindungi apa yang menjadi miliknya dan pendahulunya. Putin mengklaim akan menguasai sebagian dari Georgia, Ukraina, Belarus, negara-negara Baltik, dan Finlandia," kata Illarionov, yang sekarang bekerja sebagai peneliti senior di Cato Institute di Washington, Amerika Serikat, seperti dilansir Moscow Times, Senin, 31 Maret 2014.
Pernyataan pengkritik Kremlin saat bertugas sebagai penasihat Putin di bidang ekonomi itu memunculkan kekhawatiran baru bagi negara-negara Barat setelah Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina. Amerika Serikat dan Uni Eropa tidak mengakui referendum Crimea. Atas pernyataan Illarionov, Putin dituding hendak melakukan politik ekspansi besar-besaran.
Illarionov menegaskan rencana menguasai kembali negara-negara bekas wilayah Soviet maupun Tsar, bukan soal agenda Putin hari ini atau besok. "Jika langkah Putin tidak dihentikan, isu ini akan terjadi lebih cepat atau nanti. Kita harus melakukan segala cara yang tersedia untuk menolaknya," ujarnya.
Baca Juga:
MOSCOW TIMES | HUFFINGTON POST | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Putri Pilot MH370: Dia Tidak seperti Ayah Saya
Pengeroyokan Dokter, Letnan Dika Tak Terlibat
Ulama Internasional Ajak Sebarkan Islam Moderat