Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Proses Pemeriksaan Kasus Satwa KBS Masih Panjang  

image-gnews
Kandang Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) di Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Surabaya. ANTARA/M Risyal Hidayat
Kandang Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) di Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Surabaya. ANTARA/M Risyal Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Proses pemeriksaan terkait dengan kasus pertukaran satwa Kebun Binatang Surabaya dipastikan masih akan panjang. Sebab, masih ada banyak pihak yang perlu dimintai keterangan oleh kepolisian.

"Masih panjang, masih banyak yang perlu dimintai keterangan," kata Kepala Unit Tindak Pidana Tertentu Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Ida Bagus Kadek pada wartawan, Selasa, 1 April 2014.

Pekan ini, sejumlah nama pemilik lembaga konservasi dipanggil terkait dengan perjanjian pemindahan satwa dengan KBS. Setelah hari ini General Manager Jatim Park Agus Mulyanto diperiksa, giliran Rahmat Shah besok dipanggil untuk kedua kalinya.

"Rahmat dipanggil dalam kapasitasnya sebagai pemilik Taman Hewan Pematang Siantar. Satwa yang akan ditukar paling banyak," ujar Kadek. (Baca: Soal KBS, Ayah Raline Shah Akan Diperiksa Polisi)

Rahmat yang juga Ketua Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) itu meminta sekitar 30 jenis satwa dari KBS. Sebagai kompensasinya, Rahmat membangun museum di KBS yang berisikan 200 spesimen satwa yang sudah diawetkan. Meski sudah dibangun di KBS sejak April 2013, museum itu tidak pernah dibuka untuk umum hingga kini.

Pada pemanggilan pertama pada pertengahan Maret kemarin, Rahmat tidak hadir karena kesibukannya. Jika besok tetap mangkir, polisi akan tetap melayangkan pemanggilan ketiga. Bahkan bukan tidak mungkin akan dipanggil paksa bila Rahmat tetap tidak mengindahkan pemanggilan polisi. (Baca: Polisi Temukan Kejanggalan Barter Satwa di KBS)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekitar tiga minggu lalu, Polrestabes Surabaya sudah memanggil dan meminta keterangan Wakil Direktur Direktur Mirah Fantasia Banyuwangi Ketut Suwardika. Sedangkan pekan ini giliran Taman Safari Prigen, Maharani Zoo, dan Lembah Hijau Lampung akan dipanggil.

Seluruh lembaga konservasi itu mengadakan perjanjian dengan KBS dalam rangka pemindahan satwa pada 2013. Ada enam perjanjian yang seluruhnya mencantumkan dasar hukum dan berita acara pemeriksaan pemindahan satwa.

Penyidik juga telah meminta keterangan bekas Ketua Tim Harian Tim Pengelola Sementara KBS Tony Sumampouw, Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa Ratna Achjuningrum, Direktur Operasional Liang Kaspe, dan Direktur Keuangan Fuad Hasan. Meski demikian, kata Kadek, pemeriksaan masih akan mungkin dilakukan kedua kalinya untuk memastikan keterangan yang diperoleh. (Baca: Diperiksa Soal KBS, Tony Sumampauw: Saya Senang)

AGITA SUKMA LISTYANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park. Dok. Felicia Suadika
Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.


Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Kawanan ekor gorila berada di kandangnya setelah dua kawanannya dinyatakan positif COVID-19 usai jatuh sakit  di Taman Safari Kebun Binatang San Diego di San Diego, California. San Diego Zoo
Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.


Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung melihat hewan yang berada di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Hari libur Lebaran kedua banyak dimanfaatkan ribuan warga untuk berlibur ke Kebun Binatang Ragunan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.


Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Halte Transjakarta Dukuh Atas dengan tujuan Ragunan di padati antrian warga Jakarta, (01/01). Meski antrian panjang dan berdesakan warga Jakarta tetap antusias untuk berlibur ke kebun Binatang Ragunan. TEMPO/Dasril Roszandi
Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.


Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung memadati Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Pihak Kebun Binatang Ragunan menargetkan 800 ribu pengunjung selama 15-24 Juni 2018 atau sekitar 80 ribu pengunjung per hari. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.


Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Wisatawan mengamati Gajah Sumatera atau
Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.


Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Sejumlah petugas Rescue Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kota Yogyakarta memotong batang pohon tumbang di kandang burung Kasuari, Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, 31 Maret 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.


Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pengunjung memberi makan rusa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat, 7 Juli 2016. Pengelola TSI menyiapkan area parkir dan menambah personel untuk pelayanan pengunjung saat liburan Idul Fitri. Tempo/ Aditia Noviansyah
Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.


Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Taman Safari Indonesia memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memegang dan berfoto dengan ular koleksinya di Indopet Expo 2017 di ICE, BSD City, Tangerang, 10 September 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.


Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Seekor siamang meminum teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya saat udara dingin di kebun binatang Debrecen, Budapest, Hungaria, 25 Janaruari 2017. (Zsolt Czegledi/MTI via AP)
Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.