TEMPO.CO, Jakarta: Juliana, 32 tahun, mengaku motifnya menyelamatkan IS, bocah berusia 3,5 tahun, yang menjadi korban penganiayaan Dadang Supriyatna hanya sebatas rasa kemanusiaan dan iba. Juliana mengaku tidak memilki latar belakang mantan sebagai pekerja sosial sehingga dia ingin membantu IS.
"Sama sekali saya tidak pernah ikut-ikut sebagai pekerja sosial atau semacamnya," kata Juliana, saat dihubungi, Senin, 31 Maret 2014. "Ya gimana sih melihat anak kejang-kejang di jalan, jadinya saya mau menolong dia saja, kan bukan berarti saya itu aktivis anak atau semacamnya." (Baca: Juliana Takut Bertemu Penganiaya Balita IS)
Juliana mengaku menolong IS dengan nalurinya. Apalagi, kata Juliana, saat itu Dadang Supriyatna mengaku sebagai ayahnya. "Sehingga ya udah saya langsung membawa saja mungkin Dadang saat itu tidak mempunyai uang untuk bayar biaya pengobatan, soalnya Dadang bilang IS dianiaya ibu tirinya."
Juliana menemukan IS di halte Transjakarta depan Gajah Mada Plaza atau di Halte Sawah Besar, pada pertengahan Maret lalu. Saat itu pagi hari Juliana ingin pergi ke kantornya yang berada di Mangga Dua. (Baca: IS, Bocah Dianiaya Kekasih Ibunya, Dirawat di Koja)
Seusai membayar tiket di loket halte, Juliana kemudian menunggu datangnya bus. "Dan di situ saya melihat IS sedang kejang-kejang, orang sekitar dan petugas Transjakarta juga pada lihat tapi mereka seperti tidak peduli," ujarnya.
REZA ADITYA