TEMPO.CO, Jember - Pengamat politik Indonesia asal Australia, Greg Faely, memprediksi suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan naik dalam pemilu legislatif mendatang. Namun di sisi lain, analisis dia, perolehan suara partai politik yang memiliki basis massa Islam akan turun.
"Analisa saya, satu-satunya hanya PKB, partai Islam yang akan naik suaranya, karena semakin eratnya hubungan mereka dengan Nahdlatul Ulama," ujar Faely dalam seminar Eksistensi Islam Politik pada Pemilu 2014 di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember, Senin, 1 April 2014.
Guru besar Australia National University itu mengatakan partai berbasis Islam lainnya, yakni PKS, PAN, PPP, dan PBB, justru akan menurun suaranya. Alasannya, kata dia, partai-partai tersebut tidak memiliki tokoh karismatik yang mampu menarik perhatian masyarakat. Selama ini, kata dia, publik juga menganggap prestasi partai-partai itu biasa-biasa saja dan pesan yang disampaikan dalam kampanye tidak begitu istimewa. "Memang mereka punya konstituen loyal, tetapi untuk menarik suara belum maksimal," katanya.
Khusus PKS, menurut Faely, perolehan suaranya akan mengalami penurunan signifikan setelah bekas presidennya, Luthfi Hasan Ishak, dihukum karena kasus korupsi. Hal itu, menurut dia, akan berdampak negatif terhadap suara PKS dalam pemilu pekan depan.
Adapun alasan suara PKB akan meningkat, Faely melihat ketua umum partai tersebut, Muhaimin Iskandar, berhasil melakukan konsolidasi internal, sehingga banyak kiai NU yang sekarang kembali ke PKB. Selain itu, kata dia, PKB berhasil mendapat penyandang dana besar dengan bergabungnya Rusdi Kirana, bos Lion Air.
"Faktor lain, seperti Rhoma Irama dan Ahmad Dhani yang menjadi juru kampanye, juga berpengaruh terhadap naiknya suara PKB," kata Faely, yang juga kawan dekat Greg Barton, pengamat politik Indonesia di Australia.
MAHBUB DJUNAIDY