TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), Juniman, mengatakan inflasi pada Maret 2014 sebesar 0,08 persen yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) cukup positif. Menurut dia, rendahnya inflasi disumbang oleh mulai normalnya arus barang dan berakhirnya masa bencana banjir yang sempat membuat pasokan barang terhambat.
“Efek bencana sudah berakhir. Selain itu pada Maret juga sudah memasuki masa panen raya sehingga harga bahan makanan cenderung turun,” kata Juniman kepada Tempo, Selasa, 1 April 2014.
Badan Pusat Statistik melaporkan pada Maret 2014 terjadi inflasi 0,08 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 111,37. Untuk inflasi tahun kalender yakni Januari-Maret 2014 tercatat sebesar 1,41 persen dan tingkat inflasi year on year (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 7,32 persen.
Dari 82 kota IHK, tercatat 45 kota mengalami inflasi dan 37 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,15 persen dan inflasi terendah terjadi di Kediri dan Makasar masing-masing 0,02 persen.
Berdasarkan catatan BPS inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditujukan oleh kenaikan indek beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,43 persen. Selain itu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,16 persen. Sementara kelompok sandang 0,08 persen, kesehatan 0,41 persen, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,24 persen.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita terpopuler:
Agnes Monica Artis Terpopuler di MTV
Video Musik Coke Bottle, Agnez Mo Tayang Hari Ini
The Raid Dilarang Tayang di Malaysia