TEMPO.CO, Surabaya - Cabai rawit menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar Jawa Timur. "Kenaikan harga cabai ini menimbulkan perubahan cukup signifikan terhadap inflasi di Jawa Timur," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jatim Sapuan Hadi. Perubahan harga cabai rawit ini cukup besar, yakni 43 persen dengan bobot 0,16 persen.
Menurut Sapuan, penyebab naiknya harga cabai rawit adalah komoditas ini dibawa keluar dari Jawa Timur. "Pengepul cabai rawit menjual ke Jawa Tengah. Dari Jawa Tengah dilempar ke Kalimantan atau bahkan Malaysia." Jadi, meski produsen, Jawa Timur kekurangan cabai.
Selain cabai rawit, beberapa komoditas lain juga ikut memberikan kontribusi inflasi di Jawa Timur, yakni tarif angkutan udara, beras, bawang putih, tukang bukan mandor bangunan, mobil, minyak goreng, soto, nangka muda, dan rokok kretek filter. "Di Malang, tarif angkutan udara ini juga menjadi penyebab inflasi," kata Sapuan.
Data BPS menyebutkan kelompok pengeluaran bahan makanan mulai Januari 2013 sampai Maret 2014 berada di atas indeks harga konsumen umum. Begitu juga dengan indeks harga konsumen kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau melampaui indeks harga konsumen umum sejak Juli 2013 sampai Maret 2014. Kelompok pengeluaran bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau selama ini mendominasi penyebab inflasi di Jawa Timur.
Sedangkan komoditas yang menghambat inflasi memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, tomat sayur, cumi-cumi, wortel, tarif kereta api, gula pasir, kentang, dan ikan mujair.
DAVID PRIYASIDHARTA
Terpopuler:
Menteri Roy: Status Istimewa Surakarta Ditolak karena Sejarah
3 Insiden Ini Bikin Heboh Saat SBY Berkampanye
Gempuran Korea Utara Memaksa Penduduk Mengungsi