TEMPO.CO , Jakarta: Pengelolaan tiga bandar udara yang kini berstatus Unit Pelaksana Teknis Kementerian Perhubungan siap dilelang ke investor swasta. Ketiga bandara yang dinilai potensial itu adalah Bandara Raden Inten II di Lampung, Bandara Mutiara di Palu, dan Bandara Komodo di Labuan Bajo.
“Beberapa perusahaan sudah menyatakan minat secara tertulis. Salah satunya Garuda Indonesia yang mengajukan minat pengembangan Bandara Komodo,” kata Direktur Bandara Udara Kementerian Perhubungan, Bambang Tjahyono.
Bambang meyakini, dalam waktu empat bulan ke depan, dokumen penawaran kerja sama ke swasta itu telah rampung. Dengan demikian, lelang untuk investor swasta bisa segera digelar. Tidak hanya PT Angkasa Pura I dan II yang mengelola bandara, ujar dia Jumat, 28 Maret 2014, pihak lain juga diberi kesempatan agar ada kompetisi.
Sebenarnya, total ada sepuluh bandara UPT yang akan dikerjasamakan pemerintah dengan swasta. Untuk memilih 10 bandara yang akan dikembangkan itu, Kementerian Perhubungan bersama Kementerian Keuangan dan Indonesia Infrastructure Finance mengkaji kelayakan 233 bandara.
Hasilnya, ada tiga maskapai penerbangan dan delapan perusahaan swasta yang juga berminat mengembangkan 10 bandara tersebut. Namun, untuk tahap awal, pemerintah memilih tiga bandara yang paling potensial untuk dilelang terlebih dulu.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, pekan lalu mengakui telah menyampaikan surat tertulis yang menyatakan minat untuk melakukan kerja sama pengembangan bandara. "Sudah kami sampaikan secara tertulis kepada Kementerian Perhubungan. Tinggal menunggu pembukaan lelang," katanya. Namun Emir enggan mengungkapkan perihal besaran investasi.
Menanggapi rencana pemerintah itu, pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, berpendapat seyogianya bandara tetap dikelola pemerintah sehingga tarif dapat ditekan dengan subsidi silang. Laba dari bandara yang ramai dapat membantu pengembangan bandara sepi. “Kalau dikelola swasta, laba akan menjadi prioritas,” katanya saat dihubungi Senin, 31 Maret 2014. (Baca: Ongkos Naik, Bandara Diminta Benahi Layanan)
Adapun Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies, Asnawi Bahar, menilai program pembangunan dan pengembangan bandara harus memperhatikan potensi pariwisata. Ia setuju jika tahun ini Kementerian Perhubungan mengembangkan Bandara Komodo di Labuan Bajo, bekerja sama dengan Garuda, untuk mendukung industri pariwisata.
“Pengembangan di Labuan Bajo akan meningkatkan jumlah kunjungan turis,” kata Asnawi, Senin, 31 Maret 2014. Ia mengimbuhkan, tingkat pertumbuhan kunjungan turis ke Labuan Bajo sekitar 20 persen per tahun dengan mayoritas berasal dari Eropa.
RACHMA TRI WIDURI | NURUL MAHMUDAH