TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan membuka keran impor sebanyak 278 ribu ekor sapi pada kuartal II tahun 2014. Jumlah tersebut meningkat drastis dibanding jumlah impor pada kuartal I tahun ini yang hanya 160 ribu ekor.
Peningkatan impor tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi saat umat muslim memasuki Ramadan pada akhir Juni hingga Lebaran pada akhir Juli mendatang. "Antisipasi agar saat-saat itu harga dagingnya stabil ya," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi saat dihubungi, Senin, 31 Maret 2014.
Bachrul menyebut komposisi izin impor yang dikeluarkan adalah untuk 214 ekor sapi bakalan dan 65 ribu ekor sapi siap potong. Sapi bakalan adalah sapi muda yang begitu didatangkan ke Indonesia masih harus digemukkan selama dua-tiga bulan sebelum disembelih. Jadi, menurut perhitungan, sapi-sapi itu akan siap dipotong saat memasuki bulan puasa.
Selain itu, kata Bachrul, pemerintah juga membuka impor sapi indukan tanpa batasan. Hanya saja, rupanya impor sapi produktif ini masih kurang diminati oleh pengusaha lokal. "Tapi pengajuan izin impor sapi indukan baru ada 2.500-an," tuturnya.
Tingginya permintaan sapi dari Indonesia itu disambut gembira oleh peternak di Austalia. Anggota Asosiasi Eksportir Ternak Kawasan Utara Australia Ben Hindle mengungkapkan akan ada 273 ribu ekor sapi akan dikirim dari wilayah tersebut.
Tak hanya itu, menurut dia, pemerintah Indonesia juga telah memperpanjang masa pengiriman 160 ribu ekor sapi yang seharusnya diimpor pada kuartal I ini. "Jadi, semua ternak yang seharusnya dikirim pada kuartal I akan tetap dapat dikirim walaupun melewati batas waktu 31 Maret ini," ujarnya seperti dikutip ABC. Menurut Hindle, tahun ini peternak Australia optimis dapat memenuhi target pengiriman 700 ribu ekor sapi ke Indonesia.
PINGIT ARIA
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Dokter TNI AU
Berita terpopuler lainnya:
Yuk Main Election Story, Game Pemilu di Dunia Maya
Daftar Perang Sindiran Prabowo dan Jokowi
Kenapa TKI Pilih Jokowi Jadi Presiden?