TEMPO.CO, Istanbul - Ribuan demonstran turun ke jalan di kota Ankara, Turki, menolak hasil pemilihan wali kota yang dianggap penuh kecurangan. Sebelumnya, partai berkuasa di Turki, Partai Keadilan dan Pembangunan, mengklaim memenangkan hasil pemilihan. Partai yang mengusung Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan itu mengalahkan partai oposisi terbesar, Partai Rakyat Republik dengan selisih yang tajam.
Demo itu berubah rusuh setelah polisi menembakkan water cannon untuk membubarkan para demonstran yang mengelilingi gedung Dewan Pemilihan Tertinggi Turki, Selasa, 1 April 2014 seperti dilansir Reuters.
Dalam aksinya, para demonstran menuntut penghitungan ulang hasil pemilihan itu. Mereka menuding Erdogan dan partainya mencuri suara. "Tayyip maling," teriak demonstran.
Calon Wali Kota Istanbul dari Partai Rakyat Republik, Mustafa Sarigul menegaskan untuk memenangkan demokrasi, maka hasil pemilihan harus dihitung ulang. "Mari kita hitung ulang dan menangkan demokrasi," kata Sarigul seperti dilansir Turkish Press, Selasa, 1 April 2014.
Partai Keadilan dan Pembangunan selama ini menguasai dua kota terbesar di Turki, Istanbul dan Ankara. Sekalipun belum ada pengumuman resmi dari hasil pemilihan itu, namun sejumlah media di Turki menyebutkan partai yang mendukung Erdogan memenangkan 44 persen suara.
Di hadapan ribuan pendukungnya Erdoga menyambut kemenangan itu dari balkon kantornya pada Minggu malam, 30 Maret 2014.
Kemenangan pemilihan itu dibayang-bayangi dengan isu maraknya korupsi di tubuh partai dan pemerintahan Erdogan yang sudah menjalankan pemerintahan di Turki selama 11 tahun.
TURKISH PRESS | REUTERS | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Ralat MH370 Mencurigakan
Tembakan Meriam Korut Jadi Pesan Bagi AS
Surat Fax Korea Utara Ini Jadi Ancaman Buat Korsel