TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Ralat soal percakapan terakhir pesawat Malaysia Airlines MH370 dengan menara kontrol mengundang kritik. Analis penerbangan CNN Mary Schiavo mengatakan perubahan ini mengundang tanda tanya. "Ini tentang masalah kredibilitas," katanya, seperti dikutip dari CNN pada Selasa, 1 April 2014. (Baca: Ditemukan Obyek Oranye, Paling Mengerucut ke MH370)
Pada 22 Maret lalu, otoritas resmi Malaysia merilis bahwa percakapan terakhir adalah "All right, good night (Baiklah, selamat malam)". (Baca: Malaysia Koreksi Percakapan Terakhir Awak MH370).
Kata-kata terakhir ini meluncur dari kopilot Fariq Abdul Hamid, 27 tahun. Pada Senin, 31 Maret 2014, Departemen Perhubungan Malaysia menyatakan percakapan terakhir dari kokpit pesawat dengan menara kontrol adalah "Good night Malaysian three seven zero (Selamat malam Malaysia tiga tujuh nol)".
Schaivo mempertanyakan keseriusan pejabat Malaysia dalam menangani kasus ini.
Bahkan, ralat ini pun mengundang kecaman dari keluarga penumpang, khususnya yang berasal dari Cina. Sebab, dari 239 penumpang, mayoritas adalah warga Cina.
Kemarahan para keluarga penumpang ini cukup beralasan. Memasuki bulan April ini, sama saja dengan sudah empat pekan pesawat tipe Boeing 777 ini menghilang. Keluarga terus menuntut adanya kejelasan hilangnya pesawat tersebut.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak bahkan akan terbang ke Perth, Australia. Sebab, saat ini pencarian pesawat tersebut difokuskan di perairan Samudra Hindia sebelah barat Perth. (Baca: Terkait MH370, PM Malaysia Terbang ke Perth)
CNN/ALJAZEERA/SYAILENDRA
Berita Terpopuler
MH370 Terkuak Jika Kotak Hitam Tersambung Satelit
Video Musik Coke Bottle, Agnez Mo Tayang Hari Ini
The Raid Dilarang Tayang di Malaysia