TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan komunikasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ipang Wahid mengatakan Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ikut memberi masukan untuk video iklan nasi tumpeng. Ipang menuturkan, iklan tersebut ingin membahas soal kedaulatan pangan Indonesia yang kini nyaris nol.
Menurut Ipang, dalam iklan itu tertancap bendera hitam bertuliskan "impor beras Vietnam" di nasi kuning, "impor daging ayam Malaysia" di ayam goreng, "impor kedelai Amerika" di kering tempe, "impor kentang Australia" di sambal goreng kentang, serta "impor daging sapi Australia" di semur sapi. (Baca: Iklan Tumpeng PDIP Jadi Bulan-bulanan Publik).
Semula, Ipang ingin menancapkan bendera negara pengekspor bahan pangan ke Indonesia. Namun, Megawati menilai itu terlalu keras dan mungkin menyinggung pemerintah negara tersebut. Setelah beberapa kali revisi storyboard, video tumpeng itu pun diproduksi dalam waktu singkat. "Pembuatannya mudah, 4-5 jam syuting selesai. Idenya itu yang sulit," ujar Ipang kepada Tempo, beberapa waktu lalu.
Meskipun sempat menjadi bulan-bulanan publik, Ipang mengklaim, iklan tumpeng PDIP ternyata bisa juga menggenjot nasionalisme politikus partai lain. "Sebelum ditayangkan, iklan itu saya tunjukkan ke teman dari partai lain. Dia bilang, 'Rasa nasionalisme gue kebakar,'" katanya. (Baca: Prabowo dan Jokowi Saling Serang, Siapa Diuntungkan?).
Iklan tumpeng nasi kuning sebelumnya memang sempat menjadi bulan-bulanan publik. Tema nasionalisme pangan yang diusung partai itu dianggap tak sesuai dengan keputusan menjual sejumlah aset negara ketika Megawati menjadi presiden pada 2001-2004. “Kami juga kaget karena muncul serangan baru,” kata Iman Brotoseno, juru kampanye PDIP di media sosial.
BUNGA MANGGIASIH