TEMPO.CO, Jakarta - Pemberitaan mengenai dilarangnya pemutaran film The Raid 2: Berandal di Malaysia ditanggapi Arifin Putra, salah satu pemeran dalam film tersebut, dengan santai. Menurut pria kelahiran Jerman, 1 Mei 1987 ini, tindak pencekalan memang sudah menjadi kebijakan di negara-negara tertentu.
"Kalau itu tergantung setiap negara, LSF atau organisasi masyarakat, lembaga agama di situ, banyak alasan kenapa mereka cekal," kata Arifin saat ditemui di Djakarta Theater, Selasa malam, 1 April 2014.
Menurut mantan finalis MTV VJ Hunt 2003 ini, jika memang penonton di Malaysia sangat ingin menyaksikan aksi Iko Uwais dan kawan-kawan dalam laga The Raid 2, Arifin menyarankan agar mereka datang saja ke Indonesia. "Kalau orang Malaysia segitu mau nontonnya, ya, udah tingggal ke sini, ke Singapura, Thailand, enggak usah repot. Sekarang tiket murah banyak, tuh," katanya sambil tertawa. (Baca: The Raid Dilarang Tayang di Malaysia)
Arifin pun menyatakan bahwa sebaiknya sistem yang diterapkan dalam perfilman untuk sensor adalah jenis klasifikasi film. Lewat klasifikasi, penonton bisa menentukan tontonan sesuai dengan tahapan usia masing-masing. "Kalau sensor itu selalu subyektif, dari satu kepala saja pasti akan ada penilaian berbeda terhadap darah, kekerasan, pornografi, pornoaksi, enggak akan pernah sama. Setiap orang bakal kecewa," katanya.
Di Indonesia, film The Raid 2 ini telah mampu mengantongi angka hingga kisaran 400 ribuan penonton dalam rentang waktu lima hari pemutaran. Sekuel pertama film garapan sutradara Gareth Evans, The Raid, sebelumnya juga meraih sukses.
AISHA
Berita Terpopuler
Ini Trik Sukses Agnes Monica Tembus Amerika
J-Law Bujuk Shailene Woodley Main di Divergent
Pernikahan Gay Legal, Elton John Segera Menikah
Film ''Noah'' Merajai Bioskop Amerika Utara