TEMPO.CO, Nairobi - Kepolisian Nairobi menangkap lebih dari 650 orang setelah ledakan bom yang menewaskan enam orang dan melukai 20 orang pada Senin, 31 April 2014. Kepala Kepolisian Nairobi, Benson Kibui, mengatakan penyidik telah meringkus pelaku peledakan bom. "Kenya telah aman, masyarakat bisa kembali tenang," ujar Kibui di VOA News, Selasa, 1 April 2014.
Pengeboman terjadi dekat kios makanan dan klinik kesehatan perempuan di Kota Eastleigh, atau dikenal dengan sebutan Mogadishu Kecil. Masih termasuk wilayah Nairobi, di sana hidup puluhan ribu imigran Somalia. Sebagian besar orang yang ditangkap adalah pengungsi Somalia yang memiliki alien card, kartu bagi pendatang asing dari pemerintah Kenya.
Untuk menangkap 650 orang itu, polisi menghabiskan waktu tiga jam. Mereka mendatangi setiap rumah dan menanyai penghuninya. Menurut Kibui, penyidik mencari simpatisan kelompok militan Somalia, al-Shabab. "Polisi juga menangkap beberapa orang beretnis Nairobi," ujar Kibui.
Menurut Sekretaris Kabinet Interior, Joseph Ole Lenku, pemerintah telah menyerukan operasi keamanan untuk menangkap pelaku peledakan bom. "Serangan terhadap masyarakat sipil merupakan tindakan barbar dan pengecut," ujar Ole Lenku.
Sehari sebelumnya, pada Ahad, satu pria tewas dalam sebuah ledakan bom di apartemen bertingkat empat, kawasan Pangani. Diduga, bom itu merupakan rakitan sang lelaki.
“Dia tampaknya tengah menguji apakah perangkat itu berfungsi atau tidak. Namun, perangkat itu malah meledak dan membunuhnya,” kata Petugas Polisi Komando Divisi Barasa Wabomba.
VOA | ALL AFRICA | CORNILA DESYANA
Terpopuler:
Ingin Kaya, Pria Ini Umpankan Testisnya ke Hyena
Terkait MH370, Malaysia Akan Gugat Daily Mail?
10 Fakta tentang Menara Eiffel pada Usia 125 Tahun
Putin Tarik Pasukan Rusia dari Crimea
Firma Hukum Amerika Minta Bukti MH370 Cacat