TEMPO.CO, Paris - Manajer Chelsea, Jose Mourinho, mewaspadai permainan penyerang tengah Paris Saint-Germain, Zlatan Ibrahimovic, dalam pertandingan pertama babak perempat final Liga Champions, dinihari nanti, Kamis, 3 April 2014. Mourinho adalah pelatih Ibrahimovic saat memanajeri Inter Milan sehingga dia tahu benar kehebatan penyerang asal Swedia itu.
Sebelum pindah ke Barcelona pada 2009, Ibrahimovic menolong Inter di bawah asuhan Mourinho untuk menjuarai Seri A Liga Italia dan penyerang asal Swedia itu ingin mengakhiri kiprahnya pada musim tersebut sebagai pencetak gol terbanyak atau top skorer di Seri A. Mourinho mengungkapkan pada saat itu, ia harus mengandalkan kematangannya sebagai manajer pelatih untuk membuat Ibrahimovic bisa tetap gembira pada pertandingan terakhirnya. Saat itu, Inter berhadapan dengan Atalanta dan akhirnya menang 4-3.
"Itu adalah pertandingan terakhir musim dan Inter sudah meraih gelar juara," kata Mourinho. "Kami bermain di kandang melawan Atalanta, sebuah pertandingan yang seharusnya kami menangi dengan mudah. Ibra (panggilan Ibrahimovic) ingin meraih Sepatu Emas. Ia ingin mengakhiri penampilannya di Seri A sebagai top skorer di Seri A," Mourinho melanjutkan.
"Jadi, ia (Ibrahimovic) berusaha mencetak beberapa gol untuk memastikan bisa merebut gelar itu (top skorer). Tapi, semua rekan-rekannya di lapangan juga berusaha mencetak gol. Ia menjadi sangat marah karena berpikir seharusnya rekan-rekannya menolong dia untuk bisa membobol gawang lawan dan bukan malah masing-masing sibuk berusaha mencetak gol. Dan, dia benar. Tim (Inter) menjadi egois dan tidak bermain untuk dia," papar Mourinho.
Saat itu, Ibrahimovic mencetak gol pertama buat Inter pada menit ke-12 sehingga produktivitasnya sama dengan pemain Bologna, Marco Di Vaio, dan pemain Genoa, Diego Milito, yaitu 24 gol. Selanjutnya, para pemain Inter jarang mengoper bola kepada Ibrahimovic. Suatu ketika dalam pertandingan tersebut, penyerang Inter lainnya, Mario Balotelli, lebih memilih untuk langsung menembak ke gawang daripada bekerja sama dengan Ibrahimovic.
"Dia (Ibrahimovic) menjadi sangat marah dan kecewa lalu menghampiri saya. Ia berteriak: 'Kita sudah juara! Saya telah banyak menolongmu menjadi juara, sekarang tidak ada yang menolong saya. Saya ingin keluar sekarang,'" kata Mourinho menceritakan kemarahan Ibrahimovic di Inter lima tahun lalu.
Di pinggir lapangan, Mourinho berpura-pura tidak mendengar kata-kata Ibrahimovic. "Saya berpura-pura tak mendengar perkataannya. 'Apa? Apa? Kamu mau minum?' Saya melemparkan sebuah botol kepadanya dan bilang 'Ini, minumlah dan pergi," kata Mourinho. Beberapa menit kemudian, Ibra mencetak satu gol lagi yang indah melalui tumitnya sehingga menempati peringkat pertama top skorer dengan mengoleksi 25 gol. "Jadi, ia bahagia pada akhir," Mourinho menambahkan.
"Ia sangat istimewa, salah satu penyerang terbaik di dunia. Saya hanya senang tidak sering-sering membawa tim lain berhadapan dengannya. Itu bukan berarti takut, tapi saya menghormati dia dan apa yang dia kerjakan," Mourinho melanjutkan keterangannya.
ESPN SOCCERNET | WIKIPEDIA | PRASETYO
Berita Terpopuler
Kata Ahok Soal Sumbangan Rp 60 M Prabowo di Pilgub
Ini Caleg dan Capres Ideal Versi KPK
Macam-macam Teror ke Jokowi