TEMPO.CO, Paris - Manajer Chelsea, Jose Mourinho, memuji Paris Saint-Germain (PSG) menjelang laga pertama kedua tim itu pada babak perempat final Liga Champions, Kamis dinihari, 3 April 2014. Namun manajer PSG, Laurent Blanc, tak mau terlena oleh sanjungan Mourinho. “Mou--panggilan Mourinho--memang silakan saja banyak bicara. Itu memang gaya dia,” kata Blanc.
Ketidakpercayaan Blanc terhadap sanjungan Mourinho ada benarnya. Pekan lalu, Mourinho melecehkan Blanc dengan mengatakan dia bisa membawa timnya mempertahankan gelar juara liga karena kompetisi Liga I Prancis mudah. Kini, enam jam sebelum pertandingan antara Chelsea dan PSG digelar di Stadion Parc de Princes, Paris, Mourinho memuji lawannya.
Sebenarnya Paris adalah kota kenangan yang indah buat Jose Mourinho. Sepuluh tahun lalu, saat ia pertama kali menangani Chelsea setelah pindah dari Porto, PSG, klub kesayangan Parisien itu, dibekuk dengan tiga gol tanpa balas. John Terry dan Didier Drogba adalah aktor penghancur di Parc des Princes saat itu.
Kini keadaan sudah berubah. Meski Terry dan Frank Lampard masih ada di skuadnya, Mourinho kini harus terbang ke Paris dengan membawa banyak bungkusan kecemasan.
Pertama, satu-satunya striker andalannya, Samuel Eto’o, dikhawatirkan tidak bisa ikut bermain. Lalu, mental para pemainnya sempat jatuh gara-gara kalah oleh Crystal Palace, 0-1, di Liga Primer.
Namun kecemasan lain, dan yang paling besar porsinya, adalah Paris Saint-Germain kini menjelma menjadi klub besar. Sejak dibeli sekelompok pengusaha asal Qatar, PSG berhasil membawa banyak pemain bagus. Salah satunya Zlatan Ibrahimovic.
“Kini mereka memiliki banyak pemain terbaik di dunia. Jadi mereka adalah tim yang sangat kuat,” kata Mou. “Mereka kandidat yang sangat, sangat, sangat kuat untuk memenangi trofi kali ini. Akan sangat menyulitkan bagi kami.”
Paris Saint-Germain memang perkasa. Saat ini, di Liga Prancis, klub itu menjadi penguasa dengan perolehan nilai 73 atau unggul enam poin atas penguntit terdekatnya, AS Monaco.
Di Liga Champions musim lalu prestasi PSG pun tidak buruk. Mereka sempat meluncur ke babak perempat final sebelum dibekuk Barcelona.
Namun pujian dari Mourinho sama sekali tidak ditanggapi oleh Blanc. Bagi dia, mulut manis Mou itu tak lain merupakan bagian dari perang urat saraf.
Strategi perang di luar lapangan Mou memang berubah. Sebelumnya, dia banyak menyerang. Kini dia lebih banyak memuji tim lawan dan merendahkan dirinya sendiri. Satu yang populer adalah analogi persaingan di Liga Primer. Mou menyebutkan Chelsea hanyalah kuda kecil yang beradu balap dengan Manchester City yang merupakan kuda pacuan. “Saya tidak mau ikut dalam permainannya. Ini pilihan saya,” ujar Blanc.
Kiper PSG, Salvatore Sirigu, setuju terhadap bosnya. Menurut dia, para pemain harus berhati-hati terhadap pernyataan Mou. “Dia bilang PSG merupakan favorit juara. Dia selalu merencanakan apa yang akan dikatakannya. Saya tidak suka dia,” ucap Sirigu.
Mulut manis Mou sepertinya tak mempan lagi. Para pemain PSG telah menyatukan tekad untuk memenangi pertandingan pertama di kandang sendiri. Satu keuntungan lain, kecuali Jérémy Ménez dan Gregory van der Wiel yang absen dalam latihan Senin lalu, rata-rata pemain PSG dalam keadaan bugar.
“Ini pertandingan yang sudah lama kami nantikan,” kata gelandang PSG, Blaise Matuidi. "Di pertandingan Liga Champions, semua pemain berfokus memenanginya. Menang tanpa kebobolan akan sangat ideal.”
GUARDIAN | SKY SPORTS | IRFAN BUDIMAN
Berita Terpopuler
Kata Ahok Soal Sumbangan Rp 60 M Prabowo di Pilgub
Ini Caleg dan Capres Ideal Versi KPK
Macam-macam Teror ke Jokowi