TEMPO.CO, Banyuwangi - Tsunami yang diprediksi melanda Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Kamis ini tidak terjadi. Meski begitu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Banyuwangi mencatat ada kenaikan air laut dan tinggi gelombang di Samudera Hindia dan Selat Bali akibat gempa yang melanda Cile, Rabu lalu. (Baca: Tsunami Cile Tak Mampir ke Jayapura).
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Anjar Triono Hadi, mengatakan air laut naik 20-50 sentimeter pada pukul 08.16 WIB. Tinggi gelombang di Samudera Hindia naik dari 1,5 meter menjadi 2 meter. Sedangkan di Selat Bali naik dari 0,8 meter menjadi 1 meter. "Kenaikan tinggi air laut tersebut tidak signifikan," kata Anjar, Kamis, 3 April 2014.
Naiknya tinggi gelombang tersebut tidak berpengaruh pada aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk. BMKG sendiri telah mencabut status waspada tsunami sebagai dampak gempa di Cile pada Kamis ini pukul 08.30 WIB. Dengan demikian, kata Anjar, warga di Banyuwangi tak perlu panik adanya bencana tsunami. (Baca: Dampak Gempa Cile, Pemerintah Keluarkan Maklumat).
Kepala Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Murwanto mengatakan warga yang mengungsi sejak Rabu malam kini telah kembali ke rumahnya masing-masing. Warga pulang setelah tsunami yang diprediksi melanda pukul 08.16 WIB tidak terjadi. "Warga sudah beraktivitas kembali seperti biasa," katanya.
Sebelumnya, ribuan warga Dusun Pancer meninggalkan kampung mereka setelah mendengar peringatan dini tsunami pada Rabu, 2 April 2014, pukul 18.00 WIB. Warga yang panik mengungsi ke balai desa dan perbukitan akibat pengalaman buruk bencana tsunami yang menimpa kampungnya pada 1994. (Baca: Gempa Cile Picu Tsunami Mini di Jepang).
Indonesia Tsunami Early Warning Center (InaTEWS) BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tsunami yang akan melanda beberapa wilayah di Indonesia. Peringatan dikeluarkan berdasarkan analisis penjalaran tsunami. BMKG telah menyampaikan peringatan dini tsunami tersebut kepada Posko BNPB. Ada 115 lokasi di kabupaten/kota dari 19 provinsi di Indonesia berpotensi terjadi tsunami.
IKA NINGTYAS