TEMPO.CO, Jakarta - Meski mencatat penguatan dalam tiga hari berturut-turut sejak Senin lalu, pergerakan rupiah diperkirakan berada dalam tekanan pada Kamis, 3 April 2014.
Ekonom dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, memperkirakan dolar mulai berbalik arah, menguat terhadap mata uang regional Asia sejak Rabu sore. Untungnya, rupiah masih bertahan dan melanjutkan penguatan ke level 11.295 per dolar Amerika Serikat.
"Untuk hari ini, tekanan dolar terhadap mata uang regional Asia diperkirakan ikut menyeret rupiah," ujar Rangga dalam analisa hariannya. (Baca: Neraca Perdagangan Februari Surplus US$ 758,3 Juta)
Penguatan dolar disebabkan oleh membaiknya data-data Amerika yang dirilis Rabu malam. Data ADP non-farm payrolls pada Maret tumbuh 191 ribu, jauh lebih baik dari bulan sebelumnya di 178 ribu. Data ini mendorong penguatan indeks dolar dan melemahkan mata uang euro.
Di sisi lain, melambatnya data producer price inflation zona Eropa juga menjadi alasan pelemahan euro. "Pelaku pasar masih menanti data PMI zona Eropa serta AS yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat," ujar Rangga.
Dalam transaksi pasar uang hingga pukul 11.00 WIB, rupiah melemah tipis 5 poin atau 0,04 persen ke level 11.300 per dolar Amerika. (Baca pula: Dibayangi Ambil Untung, Indeks Berpotensi Menguat)
PDAT | M. AZHAR