TEMPO.CO, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia menempatkan Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai jawara pemilihan umum anggota legislatif 9 April 2014 dalam sigi terbarunya. "Pemenangnya sulit diprediksi karena sekarang Golkar dan PDIP ini sama-sama kuat," kata peneliti LSI, Adjie Alfaraby, di kantornya, Rabu, 2 April 2014. "Sekarang trennya kembali ke Pemilu 2004."
Menurut Adjie, pertumbuhan suara kedua partai itu hampir merata di seluruh wilayah. Berdasarkan survei pada 22-26 Maret terhadap 1.200 responden, sebanyak 21,9 persen mengaku memilih Golkar. Sedangkan 21,1 persen lainnya memilih PDIP. Survei dilakukan di 33 provinsi dengan metode acak bertingkat. Simpangan kesalahan berkisar 2,9 persen. (Baca: Ical Kirim Surat ke Guru, Golkar: Sah-sah Saja)
Adjie mengatakan peningkatan suara Golkar dan PDIP ini merupakan efek melemahnya pamor Demokrat. Pada Pemilu 2009, Demokrat berhasil mencuri suara Golkar dan PDIP dengan signifikan. Adapun pada Pemilu 2004 Golkar berhasil meraup 21,58 persen suara, sementara PDIP di bawahnya dengan 18,53 persen suara. (Baca: Pemilih Jokowi Belum Tentu Coblos PDIP)
Berdasarkan analisis LSI, ada tiga faktor yang membuat Golkar kembali diminati pemilih. Golkar didukung struktur dan mesin partai yang kuat dan merata di seluruh wilayah, kemampuan finansial yang memadai, dan memori kolektif pemilih atas peran pembangunan Golkar pada masa Orde Baru. Sedangkan PDIP didukung struktur partai yang solid, konsistensi sebagai partai oposisi, dan citra positif kadernya yang menjadi kepala daerah.
Dalam soal persebaran basis pemilih, Adjie mengatakan ada sedikit perbedaan antara Golkar dan PDIP. Bila PDIP lebih kuat di Jawa, Golkar menguasai hampir seluruh daerah di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. "Tapi dari segi karakter dua-duanya sama-sama dipilih 'wong cilik'." (Baca: Kader Korupsi, PDIP Yakin Elektabilitas Tak Turun)
Selain PDIP dan Golkar, partai lain yang diprediksi melesat adalah Gerindra. LSI memprediksi Gerindra bisa meraih 11,1 persen suara. Kenaikan ini disumbang figur Prabowo dan penetapannya sebagai presiden. Peningkatan suara ini hampir sama dengan yang dialami Demokrat pada Pemilu 2004. Demokrat melesat karena ada faktor SBY. (Baca: Jokowi Pakai Jet, PDIP: Asal Bukan Pesawat Kepresidenan)
Di bawah Gerindra, ada Demokrat yang meraih suara 7,6 persen. Partai lain diprediksi mendapat suara di bawah 6 persen. Partai Kebangkitan Bangsa mendapat 5,9 persen, Partai Keadilan Sejahtera 5,2 persen, Hanura 4,5 persen, NasDem 4,3 persen, Partai Persatuan Pembangunan 3,4 persen, Partai Amanat Nasional 3,0 persen, Partai Bulan Bintang 0,9 persen, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 0,5 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan sebanyak 10,6 persen. (Baca juga: Kampanye, Golkar Rogoh Rp 2,5 M untuk Sewa Pesawat)
IRA GUSLINA SUFA
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo
Berita terpopuler:
Macam-macam Teror ke Jokowi
Habibie Perkenalkan Pesawat R80 Rancangannya
Heboh Agnes Pakai 'Popok' di Klip Coke Bottle