TEMPO.CO, Semarang - Psikolog dari Universitas Katolik Soegijapranata, Kristiana Haryanti, menyebutkan kebanyakan calon anggota legislator (caleg) mendatangi dukun karena kurang percaya diri. Para caleg itu tak memiliki kemampuan meyakinkan publik untuk mendukungnya. Selain itu, mereka juga kekurangan modal.
"Jika biaya kampanye mahal, ke dukun menjadi cara alternatif agar caleg bisa dipilih rakyat," katanya, Kamis, 3 April 2014. (Baca: Dukun Belitung Sepakat Tolak Bantu Calon Legislator)
Dekan Fakultas Psikologi universitas yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah, itu mengatakan pergi ke dukun merupakan bagian dari budaya masyarakat Indonesia, meski sebagian orang menilai hal itu tak rasional. Ia menilai, seseorang akan merasa lebih mantap dan yakin dalam melakukan sesuatu jika melakukan aksi spiritual. "Karena hampir sama sifatnya dengan meminta doa dan restu kepada orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia dengan berkunjung ke makam," katanya.
Afroni, seorang caleg dari Partai Gerindra untuk Provinsi Jawa Tengah, menilai fenomena kedatangan caleg ke dukun sebagai hal yang wajar. Menurut dia, memang ada keterkaitan antara kekuasaan dan kekuatan gaib. "Itu budaya lama. Buktinya raja-raja dulu juga melakukan ritual supranatural," katanya. (Baca: Camel Petir: Caleg Galau Jangan Musyrik )
Meski percaya akan perdukunan, Afroni mengaku selama ini dia tak sembarangan mengkonsultasikan keinginannya menjadi calon anggota legislatif. Baginya, perdukunan merupakan persoalan spiritual yang harus ditelaah dan memerlukan keyakinan. "Ini bukan cara klenik, tapi keyakinan dengan kekuatan Tuhan," katanya.
EDI FAISOL
Terpopuler
Ini Cara Jokowi Menggaet Ibu Rumah Tangga
SBY Turun Tangan Selesaikan Bandara Ahmad Yani
Cile Gempa, 115 Wilayah di Indonesia Rawan Tsunami