TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Christianto mengatakan dua organisasi kemasyarakatan Islam nasional, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama mutlak harus diberikan peran yang lebih startegis dalam pemerintahan ke depan. Menurut dia, PDIP melakukan sowan pada tokoh-tokoh dari ormas tersebut bukan hanya sekadar karena kalkulasi perhitungan suara, tapi juga untuk konteks hubungan pembangunan bangsa dalam jangka panjang.
"Dengan sejarah kebangsaan NU dan Muhammadiyah, maka sudah sewajarnya untuk menempatkan mereka pada tempat yang sesuai, memberi peran yang lebih strategis. Kalau kita datang hanya atas dasar kalkulasi suara, maka tidak akan langgeng," katanya pada Tempo di Jakarta, Jumat, 4 April 2014. (Baca: Pemilih Partai Islam 'Mengungsi' ke PDI Perjuangan )
Menurut dia, jika nantinya PDIP diberikan kepercayaan oleh rakyat, baik dalam pemilihan umum legislaif maupun dalam pemilihan umum presiden, sudah sewajarnya jika dua ormas tersebut diberi ruang, khususnya dalam mengatasi permasalahan yang riil.
"Begitu banyak masalah yang dihadapi, NU dan Muhammadiyah harus diberikan ruang untuk kerja sama, termasuk dalam pemerintahan," katanya. Hasto menolak merinci lebih dalam mengenai peran nyata apa yang bisa dilakukan tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah dalam konteks pemerintahan yang akan dibangun setelah pemilu. (Baca: Diam-diam Jokowi Incar Massa Islam )
PDIP menilai peran NU dan Muhammadiyah sangat pentingm khususnya dalam persoalan pertanian, toleransi keagamaan, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan paham kebangsaan ke depan. Hasto menilai, dalam mengatasi masalah-masalah tersebut, PDIP sudah pasti akan bersentuhan dengan dua ormas Islam ini. (Baca: Jokowi Capres, Din: Ada Pengakuan Rakyat )
Mengenai upaya merebut suara massa Islam dari capres peserta pemilu, Hasto menilai itu merupakan hal wajar. Namun, dalam konteks sowan yang dilakukan PDIP, ia menegaskan hal itu merupakan bentuk pembicaraan konteks jangka panjang yang tidak hanya selesai begitu penghitungan suara usai. "Jadi, kalau memang Pak Prabowo mau sowan juga ke sana, ya, wajar saja," katanya. (Baca: Dikunjungi Jokowi, NU Tak Putuskan Dukungan )
ANANDA TERESIA