TEMPO.CO, Semarang - Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto menghadiri acara kampanye terbuka partainya di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, Kamis sore, 3 April 2014. Di depan kader dan simpatisan Gerindra, Prabowo berorasi sekitar 25 menit. Prabowo menyinggung berbagai persoalan di Indonesia.
"Kita sudah capek dipimpin para maling. Apakah saudara ingin dipimpin para maling lagi?" tanya Prabowo dalam orasinya. Selain itu, kata Prabowo, banyak sekali pemimpin di negeri ini yang suka berbohong dengan menutupi kebenaran. Prabowo kemudian meminta kepada massa yang hadir dalam kampanye untuk mencoblos Partai Gerindra. (Baca: Para Ibu Lebih Suka Ical ketimbang Prabowo).
Prabowo memakai tokoh pewayangan dalam pidatonya. Misalnya, Prabowo menyindir pemimpin yang berkuasa saat ini sebagai Kurawa. Sedangkan Prabowo menggambarkan dirinya sebagai kesatria Pandawa. Prabowo menantang kadernya agar tidak mau dipimpin para Sengkuni dan Durna. "Pada 9 April, Saudara harus berbondong-bondong ke TPS. Jangan mau dibohongi." (Baca: Prabowo Ungkap Asal Muasal Kedekatannya dengan Kiai).
Prabowo menyatakan bangsa Indonesia sangat kaya raya akan sumber daya alamnya. Namun hingga kini banyak persoalan yang belum terselesaikan. "Karena kekayaan Indonesia dicuri para perampok dan maling," uajrnya. Prabowo mengklaim dirinya sebagai satu-satunya calon presiden yang berkomitmen hitam di atas putih untuk memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi. (Baca: Prabowo Sadar Dirinya Tak Disukai).
Prabowo menyinggung ihwal politik uang dalam Pemilu 9 April nanti. Prabowo berpesan, jika ada orang yang memberikan uang, silakan terima saja. "Tapi coblosnya tetap Gerindra," ujar Prabowo. Ia menilai uang dari money politics oleh para caleg adalah hasil korupsi, sehingga itu merupakan uang rakyat sendiri. Kampanye Gerindra diakhiri dengan perkenalan para caleg. (Baca pula: Prabowo Punya Pengawal Paling Hebat).
MUHAMMAD ROFIUDDIN
Berita Terpopuler
Sering Marah-marah, Berapa Tensi Ahok?
Begini Cara Ahli Jerman Cuci Monas
Ahok: Setelah 22 Tahun, Akhirnya Monas Dibersihkan