TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia mengklaim penembakan di Wutung, perbatasan Papua dan Papua Nugini, pada Sabtu dinihari, 4 April 2014, tidak berkaitan dengan pelaksanaan kampanye dan pemilu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar mengatakan kejadian tersebut tidak akan menghambat proses pemungutan suara pada Rabu, 9 April 2014. (Baca: Baku Tembak di Papua, Satu TNI Terluka)
"Kesimpulan kami belum ada masalah. Gangguan-gangguan keamanan belum ada yang menghambat agenda pemilu," katanya di kantor Mabes Polri, Jakarta, Ahad, 6 April 2014. Penembakan itu terjadi di perbatasan Papua dengan Papua Nugini oleh sekelompok orang bersenjata.
Polri, kata dia, juga sudah mengantisipasi melalui kerja sama dengan TNI untuk mengamankan perbatasan Papua. Boy mengatakan saat ini kepolisian masih terus mengejar pelaku penembakan itu.
Boy menegaskan gangguan-gangguan kriminalitas yang terjadi belakangan tidak berhubungan dengan pelaksanaan pemilu. "Agenda pemilu baru memasuki masa kampanye dan sudah sesuai jadwal yang ditetapkan," katanya.
Selain menembak, sekelompok orang itu awalnya merusak tempat pencucian mobil dan juga mengibarkan bendera bintang kejora. Penembakan itu melukai Kapolres Jayapura AKBP Alfred Papare dan anggotanya. Seorang anggota TNI juga terluka. Keduanya terkena serpihan kaca yang ditembak segerombolan orang tak dikenal.
Pada hari itu, calon presiden Joko Widodo juga sedang berkampanye di Bumi Cenderawasih. Kepolisian pun mennyiagakan sejumlah personel Brigade Mobil bersenjata lengkap untuk berjaga-jaga di ruas Kota Jayapura.
LINDA TRIANITA
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo
Berita terpopuler lainnya:
Siapa Pengusaha RI yang Saweran dengan Bill Gates?
Bayi 9 Bulan Didakwa Pembunuhan Berencana
Agnes Monica Cuek Soal Fashion