TEMPO.CO , Jakarta - Sofyan Tan, 54 tahun, mengaku siap berseberangan dengan partainya demi menjaga idealisme. Jika terpilih ke senayan dan fraksi atau partai memintanya mencari proyek, ” Tidak mau. Saya ke DPR untuk mengabdi, bukan untuk mencari uang kas partai,” katanya, awal Maret lalu.
Dia mencalonkan diri lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan nomor urut 2 dari daerah pemilihan Sumatera Utara 1, yaitu Kota Medan, Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang, dan Serdang Bedagai. Butuh 180 ribu suara agar lolos ke Senayan. (Baca: Jadi Caleg, Sofyan Tan : Ujian Terakhir Cina Medan)
Sofyan tak ingin idealismenya dibenturkan dengan kepentingan partai. Bila tak ada jalan keluar, “Saya akan mundur dari Senayan,” katanya. Ada strategi yang ia siapkan agar tak mudah “diganggu” saat di Senayan, yaitu dengan mengumpulkan suara sebanyak-banyaknya dari daerah pemilihannya.
Namun Sofyan optimistis tidak akan pernah ada benturan kepentingan dirinya dengan partai. “Saya memilih PDI Perjuangan karena pluralisme dan keberpihakan terhadap masyarakat,” katanya. Namun, jika kebijakan partai bertentangan dengan hak asasi, antikorupsi, dan prolingkungan, dia menyatakan siap melawan. “Selama ini saya berada di jalur aktivitas itu. Jika terjadi, saya siap melawan arus.”
TIM TEMPO | HARUN MAHBUB