TEMPO.CO, Tegal - Jarum jam dinding di Kafe Shelter, Kota Tegal, sudah menunjukkan pukul 22.30 WIB, Sabtu, 5 April 2014. Namun Joko Widodo, calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, belum juga muncul pada layar putih yang dibentangkan di tembok sisi barat kafe.
Seratusan pemuda yang memadati kafe di Jalan Kartini Nomor 33 itu mulai gelisah. Sudah tiga jam mereka menunggu demi kesempatan langka, bercakap langsung dengan Jokowi secara konferensi jarak jauh (teleconference) melalui jaringan Skype. "Saya menunggu dari pukul 19.30," kata Haikal, 24 tahun. (Baca: Malam Ini, Jokowi Teleconference di Lima Kota).
Penyelenggara acara, Muhammad Yamin, mengatakan Jokowi masih dalam perjalanan dari Papua menuju Bandung. "Informasi terakhir, Pak Jokowi baru mendarat di Bandung sekitar pukul 23.00 WIB," kata calon anggota DPR dari PDIP untuk daerah pemilihan Jawa Tengah 9, yang meliputi Kabupaten Brebes, Tegal, dan Kota Tegal.
Tidak ingin membuat para pemilih muda itu kecewa lantaran menunggu terlalu lama, panitia telekonferensi terpaksa menutup acara. "Tapi bagi teman-teman yang masih bersedia menunggu, silakan. Mari kita isi acara dengan diskusi," ujar pembawa acara, Faturahman. (Baca: Mengapa Jokowi 'Serang' Jawa Timur dan Papua?).
Rupanya, semangat para pemuda dari kalangan pelajar SMA dan mahasiswa itu masih tinggi untuk tetap menunggu Jokowi. Meski sebagian tampak lelah dan mengantuk, mereka tetap bertahan di kursi semula. Hanya sedikit pemuda memilih pulang, terutama perempuan.
Hingga pukul 23.10 WIB, Jokowi belum juga menyapa para pemuda melalui Skype dari laptop yang disambungkan ke proyektor. "Saya masih penasaran dengan Pak Jokowi. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan," ujar Deski Danuaji, 23 tahun. (Baca: Jokowi Optimistis PDIP Menang Mutlak di Papua).
Ia kurang setuju jika Jokowi melepas jabatan Gubernur DKI Jakarta demi RI-1. Sebab, Jokowi baru setahun menjabat, banyak janjinya yang belum terealisasi. Namun di sisi lain, mahasiswa Universitas Panca Sakti Kota Tegal itu menilai Jokowi sebagai calon presiden yang rekam jejaknya bersih.
"Pemilih muda terbukti cerdas. Idealisme mereka masih kuat, tidak mudah tergiur politik uang," kata Agus Slamet, pegiat antikorupsi di Tegal yang turut hadir di Kafe Shelter. "Kalau molornya terlalu lama, kami tunda saja acaranya. Lain waktu mungkin masih bisa," kata Yamin. (Simak pula: Jokowi: Kalau Indonesia Maju, Papua Harus Maju).
DINDA LEO LISTY