TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan organisasinya terbuka untuk berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Menurut dia, mereka juga pernah berkolaborasi sebelumnya. "Dulu saat saya menjabat sebagai Ketua DPR ada Koalisi Kebangsaan," katanya di rumahnya di Cawang, Jakarta Timur, Ahad, 6 April 2014.
Koalisi Kebangsaan yang beranggotakan Golkar dan PDI-P, kata dia, saat itu mendukung pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi di pemilihan presiden 2004. Selain itu, Golkar dan PDI-P juga memiliki ideologi yang tak jauh berbeda. "Sama-sama nasionalis," ujarnya.
Meskipun demikian, ia tak bisa memastikan bahwa partainya akan bergandengan dengan PDI-P untuk mengusung calon presiden dan wakilnya pada pemilu tahun ini. Mereka masih akan menunggu peta politik usai pemilihan umum legislatif nanti.
Agung mengatakan kemungkinan kolaborasi ini--atau pun dengan partai lainnya--akan terjadi jika partainya hanya mendapatkan 20 persenan suara. Namun, jika partai beringin berhasil mendapat 30 persen suara, kemungkinan Golkar akan maju dengan mengusung calon dari partainya sendiri.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Umum Golkar Sharif Cicip Sutardjo mengatakan hal yang berbeda. Menurut dia, Golkar hampir dipastikan akan berkoalisi dengan partai lain. "Koalisi tak harus untuk calon wakil presiden, bisa juga untuk DPR," ujarnya. Koalisi ini, kata dia, agar pihaknya mendapat suara 50 persen plus satu di lembaga perwakilan rakyat tersebut.
NUR ALFIYAH
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo
Berita terpopuler:
Ahok: Blusukan ke Masyarakat Tiru Metode Yesus
KPK: Status Rano Karno Tergantung Vonis Wawan
Ditawari Suap, Ahok Diancam Istri