TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengklaim partainya menemukan indikasi kecurangan dalam pelaksanaan pemilihan legislatif di Qatar. "Sesungguhnya pemilih tidak sampai belasan ribu. Pemilih cuma dua ribuan, tapi output-nya sampai belasan ribu," ujar Suhardi di Gerindra Media Center, Jakarta, Senin, 7 April 2014.
Menurut Suhardi, partainya akan mencocokkan temuan tersebut dengan data yang ada. Pihaknya juga akan terus mengumpulkan data untuk membuktikan kebenaran ihwal dugaan temuan kecurangan itu. "Jangan sampai kayak virus terus menyebar. Ini harus dicek sebagai kontrol," kata dia. (Baca: PDIP Tak Merasa Memvonis Pemilu 2014 Curang).
Selain Qatar, partai Gerindra juga akan mengerahkan kader Gerindra di luar negeri untuk memeriksa jalannya pemilu di masing-masing negara. Suhardi belum bisa menjawab ketika ditanya pihak mana yang mungkin melakukan hal tersebut. "Saya belum bisa menebak karena data belum lengkap, akan dicek dulu." (Baca: KPU Waspadai Surat Suara Tidak Terpakai).
Apabila dugaan kecurangan tersebut terbukti, Gerindra akan melaporkannya ke Badan Pengawas Pemilu. "Sungguh mencemaskan buat kita. Soalnya, nanti ada kelompok tertentu yang memanfaatkan suara tersebut dan bisa saja memenangkan pemilu," ucap Suhardi. (Baca: SBY Gelisah Soal Tudingan Pemilu Curang).
WNI di luar negeri melaksanakan pemilu sejak 30 Maret 2014 hingga 6 April 2014. Menurut data KPU, jumlah DPT luar negeri mencapai dua juta pemilih. Surat suara baru dihitung pada 9 April untuk menunggu pemilu di Tanah Air, sedangkan surat suara disimpan di tempat yang aman dan dijaga petugas dari Mabes Polri. (Baca juga: PDIP Tuding Ada Dalang Kecurangan Pemilu).
TIKA PRIMANDARI