TEMPO.CO, Madiun - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Unggung Cahyono memprediksi potensi terjadinya selisih suara dalam pemilihan umum legislatif pada Rabu mendatang masih mungkin terjadi.
"Kerawanannya terutama setelah pemungutan suara, lalu penghitungan suara dan dikirim dari TPS (tempat pemungutan suara) ke PPS (Panitia Pemungutan Suara)," kata Unggung setelah memantau Pos Komando Mantap Brata di Kepolisian Resor Madiun, Senin, 7 April 2014.
Karena itu, Unggung menugaskan seluruh personel kepolisian untuk mengantisipasi potensi kerawanan tersebut. Adapun cara yang dilakukan ialah dengan mencatat dan memfoto rekapitulasi penghitungan suara atau formulir C1 di masing-masing TPS. "Data itu untuk pembanding manakala nanti dibutuhkan, dan tidak untuk dipublikasikan," ujar Unggung.
Upaya lain untuk mengantisipasi kerawanan pemilu adalah jajaran Komisi Pemilihan Umum perlu mengemas surat suara serapi mungkin pasca-penghitungan di TPS. Caranya, dengan dikunci, disegel, kemudian dilakban transparan. Hal itu, kata Unggung, sudah dikoordinasikan antara kepolisian dan KPU Provinsi Jawa Timur.
Menurut Unggung, sederet upaya itu untuk menghindari kesalahan penghitungan suara yang berpotensi menjadi pemicu kericuhan. Ini seperti halnya dengan pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Probolinggo beberapa waktu lalu. "Hingga terjadi pembakaran dan sebagainya, kami antisipasi itu," katanya.
Kedatangan Kapolda Jawa Timut ke Polres Madiun merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pemantauan kesiapan Posko Mantap Brata yang disiapkan untuk pengamanan pemilu. Sebelum ke Madiun, ia dan rombongan melakukan kunjungan ke Polres Pacitan dan Ponorogo.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Berita Terpopuler
Dua TNI AL Dibunuh, 9 Nelayan Thailand Tersangka
Sebelas Pengamat AS Awasi Pemilu KBRI Washington
Bogor Hujan Lebat, Besok Sebagian Jakarta Banjir