TEMPO.CO, Jakarta - Pada saat sebagian bursa saham regional melemah, indeks harga saham gabungan (IHSG) justru bergerak anomali. Euforia pelaksanaan pemilihan umum mendorong pelaku pasar terus mengakumulasi kepemilikan saham di lantai bursa. Pada penutupan perdagangan saham, Senin, 7 April 2014, indeks melonjak 63 poin (1,3 persen) menuju level 4.921. (Baca : Pemilu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 0,7 Persen).
Menurut analis BNI Securities, Thendra Chrisnanda, optimisme pelaku pasar terdorong oleh hasil survei yang memperkirakan perolehan suara pemilu bakal didominasi partai politik tertentu. Hasil pemilu yang akan memantapkan pencalonan Joko Widodo alias Jokowi sebagai presiden menguatkan harapan pelaku pasar akan terbentuknya pemerintahan yang lebih fokus pada pembangunan infrastruktur. “Pelaku pasar senang, tahapan formal pencapresan Jokowi tinggal menunggu waktu,” kata dia.
Imbas hal itu, aksi beli saham pun semakin berlanjut. Saham-saham di bidang semen dan infrastruktur paling banyak dikoleksi investor asing. Hingga penutupan, mereka membukukan pembelian bersih Rp 1,573 triliun. “Selain faktor pembagian dividen, aksi pembelian dilandasi optimisme pemilu,” Thendra menambahkan. (Baca : Awal Pekan, IHSG Bakal Terdorong Aksi Beli).
Karena itu pula, Thendra menyarankan pelaku pasar untuk terus memperhatikan saham-saham emiten yang telah mengumumkan pembagian dividen, seperti SMGR, BJBR, BBRI, dan PGAS. Selain hal itu, dirinya merekomendasikan pelaku pasar untuk mengoleksi saham-saham sektor perkebunan yang masih berpeluang menguat.
Lebih jauh, sentimen positif pemilu dan harapan akan dipertahankannya suku bunga acuan dalam negeri (BI Rate) membuat indeks ada kemungkinan menguji level 5.000. Dengan ketiadaan rilis data global yang signifikan, hari ini indeks diperkirakan menguat pada rentang 4.850-5.010.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Anas 'Tabuh Genderang Perang' Lawan SBY
Zona Pencarian MH370 Pindah Lokasi
4 Spekulasi Jejak MH370 Tak Terpantau Radar TNI