TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan nilai tukar rupah akan terus menguat dalam beberapa hari ke depan. Menurut Rangga, penguatan rupiah ditopang sentimen positif pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu).
Indikator beberapa hasil survei yang menyebut kemenangan Pemilu akan diraih partai politik tertentu mengurangi kecemasan pelaku pasar terhadap kondisi kestabilan politik seusai pesta demokrasi tersebut digelar. “Laju rupiah juga didukung keyakinan pelaku pasar terhadap pelaksanaan pemilu yang akan berjalan sesuai harapan," kata Rangga kepada Tempo. (Baca : Pemilu Legislatif, Jokowi Yakin PDIP Menang Tebal).
Pada perdagangan awal pekan, nilai tukar rupiah dan mayoritas mata uang regional menguat terhadap dolar Amerika Serikat, setelah data tenaga kerja (non-farm payrolls) pada Maret dilaporkan mengalami perlambatan. Rilis angka non-farm payrolls yang hanya tumbuh sebanyak 192 ribu orang membangun ketidakpastian kerangka kebijakan moneter Amerika. (Baca juga : Cadangan Devisa Tergerus Impor dan Bayar Utang ).
Pada penutupan perdagangan, Senin, 7 April 2014, rupiah kembali menguat 11,5 poin (0,10 persen) ke level 11.305. Rangga mengatakan laju penguatan rupiah memang dipengaruhi mata uang dolar yang kembali tertekan. Data tenaga kerja Amerika yang bergerak turun dibanding periode sebelumnya, meyakinkan pelaku pasar bahwa rencana penyesuaian suku bunga hanya menjadi wacana bank sentral AS (The Fed). “Penguatan rupiah memang disebabkan oleh tren dolar yang melemah,” kata dia.
Selain Pemilu, tren penguatan rupiah menunggu rilis pertemuan Komite Pasar Terbuka The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC). Hasil laporan yang akan memuat secara terinci rencana kenaikan suku bunga acuan AS tersebut berpeluang membuat indeks dolar kembali bergerak naik.
Di samping itu, ekspektasi yang tinggi atas dipertahankannya suku bunga acuan dalam negeri (BI Rate) pada level 7,5 persen membuat mata uang rupiah masih akan melanjutkan penguatan. Hari ini nilai tukar rupiah diprediksi akan bergerak dalam kisaran 11.290-11.350 per dolar.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Anas 'Tabuh Genderang Perang' Lawan SBY
Zona Pencarian MH370 Pindah Lokasi
4 Spekulasi Jejak MH370 Tak Terpantau Radar TNI