TEMPO.CO, Jakarta - Biro Logistik Komisi Pemilihan Umum menemukan sejumlah kejanggalan dalam permintaan surat suara baru oleh KPU kabupaten dan kota. Menurut Pejabat Pembuat Komitmen Logistik KPU Hery Susila Prabowo, permintaan cetak surat suara baru tersebut kerap tak sesuai dengan hasil pengecekan di lapangan.
Menurut dia, ketidakcocokan data ini ditemukan KPU, baik di Pulau Jawa maupun di luar Jawa, seperti di Bantaeng, Sulawesi Selatan. KPU Bantaeng menyatakan kurang 40 ribu lembar suara. ”Tapi ternyata setelah saya kirim orang ke sana angka kerusakan berkurang menjadi 25 ribu," kata Hery Susila Prabowo ke Tempo di kantornya, Senin, 7 April 2014. (Baca: Ini Penjelasan KPU Soal Kurangnya Surat Suara)
Contoh lainnya, jika ada KPU kabupaten dan kota melaporkan dari satu dus terdapat kekurangan lebih dari 100 lembar---isi satu dus 1.000 lembar surat suara--- maka Biro Logistik akan menurunkan tim. "Kalau dia bilang kurang 950 dari satu dus itu janggal. Kardusnya kan pasti ambles kalau ditumpuk dengan kardus lain," katanya. Hingga hari ini, menurut Herry, masih ada KPU kabupaten, seperti Sukabumi, yang meminta tambahan surat suara.
Anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan ada dua jenis kekurangan surat suara di daerah. Pertama, karena kerusakan dan kekurangan pengiriman dari percetakan. Kedua, kata dia, karena ada selisih Daftar Pemilih Tetap akibat perubahan atau pemuktahiran DPT.
Dari kedua jenis tersebut, menurut Ferry, kekurangan surat suara dari percetakan adalah yang paling rawan dan sulit dideteksi. Pasalnya ada dua data, dari perusahaan dan dari KPU kabupaten, yang sama-sama kuat.
Untuk itu, KPU memperketat seleksi permintaan surat suara baru. Caranya, dengan proses verifikasi. Kedua, ada keterangan bermaterai dari KPU setempat. “Ketiga ada rekomendasi dari pengawas pemilu," katanya.
Ferry mengaku belum bisa menebak motif di balik penyalahgunaan permintaan surat suara yang berlebih itu. “Yang pasti ada kami sudah persiapkan pagarnya. Nanti mereka harus mempertanggungjawabkan, berapa surat suara yang dipakai dan tidak dipakai," ujarnya.
FEBRIANA FIRDAUS
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo
Berita terpopuler lainnya:
Kiai Maman, Caleg Pembela Ahmadiyah
Cara Atasi Gugup Bicara di Depan Umum
Caleg Binny Bintarti Bersaing dengan Ibas SBY