TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengamati adanya hubungan kenaikan pendapatan cukai rokok dengan penyelenggaraan pemilu.
Dari laporan yang ia terima, pendapatan cukai rokok meningkat signifikan pada masa kampanye atau sepanjang Januari-Februari. "Jenis (rokoknya) yang agak di bawah dan dikonsumsi massal," kata Chatib di Jakarta, 9 April 2014. "Menteri Kesehatan pasti sedih."
Chatib menduga kenaikan pendapatan cukai rokok ini lantaran adanya kecenderungan kenaikan konsumsi rokok dalam aktivitas politik maupun kampanye-kampanye. "Misal dalam berbagai meeting, selain ada makan juga biasanya (disediakan) rokok," katanya.
Pemerintah menargetkan pendapatan cukai 2014 sebesar Rp 116,28 triliun, atau rata-rata Rp 9,69 triliun per bulan. Realisasi bulan Januari tercatat Rp 8,51 triliun dan Februari naik ke angka 12,91 triliun. Penerimaan tersebut berasal dari produksi rokok per Februari yang mencapai 38,5 miliar batang, sedangkan Januari 26,7 miliar batang.
Tak hanya dalam konsumsi rokok, Chatib mengatakan secara keseluruhan konsumsi masyarakat pasti meningkat. Maka itu ia yakin pesta demokrasi bakal memberikan sumbangan ke pertumbuhan.
"Logika saya sederhana, tahun lalu 5,8 persen tidak ada pemilu. Ada pemilu konsumsi harusnya lebih tinggi dong. Kemudian Amerika Serikat dan negara maju recover, ekspornya jadi lebih baik. Dengan dua itu saja mudah-mudahan bisa enam persen," katanya.
ANANDA PUTRI
Topik terhangat:
Juara Hitung Cepat | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler:
Prabowo Optimistis Gerindra Raih Lebih 20 Persen
Pemilu, Gerai-gerai Ini Gelar Promo
Di TPS 27, Try Sutrisno Sebut Jokowi Pak Lurah