TEMPO.CO, Surakarta - Para pedagang di Pasar Klewer, Surakarta, sepakat untuk tidak berjualan pada saat pemilu legislatif, Rabu, 9 April 2014. Juru bicara Himpunan Pedagang Pasar Klewer, Kusbani, mengatakan libur kali ini memberi kesempatan para pedagang, pekerja, kuli angkut, dan pengayuh becak di sekitar pusat tekstil itu untuk menyalurkan hak pilihnya.
"Kami ingin ikut menyukseskan pesta demokrasi," katanya kepada Tempo. "Sudah ada kesepakatan di antara pedagang. Aktivitas jual-beli di pasar diliburkan sehari saat pemungutan suara." (Baca juga: Pemilu, BI Minta Bank Stop Beroperasi).
Di Pasar Klewer ada 2.075 pedagang. Jika ditambah pekerja, kuli angkut, dan pengayuh becak, Kusbani memperkirakan "warga" Pasar Klewer mencapai 12 ribu. Dengan demikian, kata dia, ada 12 ribu suara yang bakal hilang jika perdagangan di Pasar Klewer tidak diliburkan. "Ini jumlahnya cukup besar," ujarnya. (Baca: Pemilu, Penarikan Duit Receh di Bank Meningkat).
Menurut Kusbani, kebanyakan pedagang berasal dari Surakarta. Sedangkan pekerja, kuli angkut, dan pengayuh becak berasal dari daerah sekitar Surakarta. Jika diliburkan sehari, kata dia, para pekerja bisa pulang ke kampung halaman untuk memberikan hak pilihnya.
Meski acara pencoblosan tidak memakan banyak waktu, Kusbani mengatakan pedagang sepakat untuk libur sehari penuh. Kesepakatan pun telah terbuhul demi menghindari konflik atau kecemburuan jika ada pedagang sempat berjualan karena jarak rumahnya dekat dengan pasar. "Jadi, lebih baik libur sehari penuh untuk kebersamaan."
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terpopuler
Ada Jokowi, Media Asing: Pemimpin Tua Beristirahat
4 Maklumat Jokowi Jelang Hari Pencoblosan
Ical: Tak Ada Ganti Rugi di Lapindo
Sepekan lagi, SBY Nikmati Pesawat Baru